Rekomendasi teknis diperlukan untuk mencegah terjadinya banjir di area sungai dan Selokan Mataram, khususnya bila terimbas proyek.
"Menghindari yang dulu-dulu, jangan sampai terjadi banjir lagi. Bangunannya yang kita buat terlalu kecil, lalu terjadi bottle neck, banjir di kanan kirinya," tutur Dwi.
Sementara itu menurut dia, jaminan agar antisipasi kerusakan tidak terjadi, telah dilakukan dengan membuat kesepakatan bersama perusahaan pemerintah pelaksana proyek tol.
Selain punya rekomendasi teknis sebelum pekerjaan berlangsung, pelaksana proyek harus memiliki surat pernyataan sanggup mengembalikan kondisi seperti sebelum dilaksanakan kegiatan.
Baca Juga:Ditikam Orang Tak Dikenal di Selokan Mataram, Dua Pria Tewas
"Mungkin saat kegiatan ada sedikit mengganggu bangunan irigasi, jalan, sungai. Tapi nanti setelah selesai dikembalikan," terangnya.
Pihaknya juga mengklaim telah menghitung potensi terjadinya banjir di kawasan setempat, bila ada bangunan berkonstruksi melintang.
"Kami sudah hitung Q50, jadi debit air 50 tahunan itu tidak akan terjadi banjir. Artinya dalam 50 tahun hanya terjadi 1 kali banjir," kata Dwi.
Sebelumnya diberitakan, jalan tol Jogja-Bawen dibangun dengan total panjang 75,82 Km, menghubungkan wilayah DIY dan Jawa Tengah.
Ruas jalan tersebut terdiri dari 68,17 Km berada di Jawa Tengah dan 7,65 Km sisanya ada di DIY. Jalan tol ini terdiri dari enam seksi.
Baca Juga:Lama Kosong, Ini Kumpulan Cerita Horor Netizen Lewati Rumah Selokan Mataram
Rinciannya, seksi 1 menghubungkan Sleman-Banyurejo sepanjang 8,25 Km.