SuaraJogja.id - Setiap tanggal 10 November seluruh masyarakat Indonesia selalu memperingatinya sebagai hari pahlawan. Hal itu tak lepas dari sebuah sejarah masa lalu yang hingga saat ini masih diingat oleh masyarakat.
Seperti yang telah diketahui bersama, pada 10 November 1945 terjadi sebuah pertempuran di Surabaya antara pasukan Indonesia melawan penjajah Inggris.
Pertempuran ini merupakan perang pertama antara bangsa Indonesia dan bangsa asing pasca proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Bung Karno pada 17 Agustus 1945. Dengan demikian maka pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan.
Pada saat ini, pahlawan tidak hanya diidentik dengan orang-orang yang terlibat dalam peperangan saja, melainkan semua orang bisa menjadi pahlawan dalam segala hal, termasuk dalam dunia olahraga khususnya sepak bola.
Baca Juga:Gembira dan Bangga Ikut TC Timnas Indonesia, Ivar Jenner: Sampai Bertemu di Lapangan Teman-teman
Dalam sejarah sepak bola dunia, terdapat sederet nama yang dianggap sebagai sosok pahlawan di atas lapangan hijau. Namun dalam artikel ini hanya akan menyebutkan beberapa nama pemain sepak bola Indonesia yang dianggapnya sebagai sosok pahlawan dalam dunia sepak bola.
1. Nadeo Argawinata
Nama kiper yang saat ini berseragam Bali United itu disebut-sebut sebagai sosok pahlawan bagi Timnas Indonesia. Aksinya saat menepis tendangan penalti pemain Singapura di babak semifinal Piala AFF tahun 2020 sangat membekas di hati masyarakat.
Ketangkasannya dalam menepis si kulit bundar membuat banyak orang menyebut Nadeo Argawinata sebagai sosok pahlawan karena telah menyelematkan Indonesia dari kekalahan saat melawan Singapura.
2. Boaz Solossa
Baca Juga:Bukan Piala AFF 2022, Sandy Walsh Ingin Debut di Timnas Indonesia pada Ajang Ini
Bintang dan sekaligus legenda Persipura Jayapura ini pernah mendapatkan klaim bahwa dirinya tidak nasionalis oleh beberapa kalangan. Geram akan kabar miring itu, Boaz Solossa lantas membeberkan sederet peristiwa kelam yang menimpa dirinya saat memperkuat Timnas Indonesia.
Tanpa ragu pemain yang dijuluki sebagai "Anak Ajaib" itu membeberkan jika dirinya sudah beberapa kali menderita patah kaki saat membela lambang Garuda di dadanya. Kendati demikian banyak yang menyebut bahwa Boaz Solossa merupakan sosok pahlawan dalam dunia sepak bola Indonesia, khususnya Papua.
Ir Soeratin Sosrosoegondo merupakan salah seorang yang memiliki andil besar dalam terciptanya federasi sepak bola Indonesia (PSSI). Kendati demikian dirinya lantas ditunjuk untuk menjadi Ketua Umum PSSI pertama selama 10 tahun lamanya.
Selama menjabat sebagai Ketua Umum PSSI Ir Soeratin Sosrosoegondo telah melalui banyak kisah yang menarik untuk diketahui oleh generasi sekarang, salah satunya ialah perjuangnnya dalam melawan organisasi sepak bola miliki penjajah Belanda.
4. Achmad Nawir
Achmad Nawir merupakan kapten saat Timnas Indonesia mengikuti ajang Piala Dunia untuk pertama kalinya pada tahun 1938. Meski kala itu skuat Garuda hanya tampil sekali dan dibantai oleh Hungaria dengan skor 6-0 tanpa balas, namun sosok Achmad Nawir dinilai memiliki sikap dan jiwa kepemimpinan yang besar saat memimpin rekan-rekannya kala itu.
5. Ernando Ari
Nama Ernando Ari pertama kali dikenal oleh publik saat dirinya memperkuat Timnas Indonesia U-16 dan berhasil mempersembahkan Piala AFF U-16 di bawah asuhan Fakhri Husaini.
Publik menilai bahwa Ernando Ari menjadi sosok pahlawan keberhasilan Indonesia dalam meraih gelar juara AFF U-16, kala itu ia menepis beberapa tendangan penalti pemain Thailand di babak adu penalti dan berhasil menghantar Indonesia sebagai juara di ajang tersebut.
6. Indra Sjafri
Banyak yang menilai bahwa Indra Sjafri merupakan sosok pahlawan dalam sepak bola Indonesia usai dirinya berhasil mempersembahkan gelar juara Piala AFF U-19 era Evan Dimas. Namun bukan hal itu yang mencuri perhatian publik, melainkan usaha Indra Sjafri dalam membangun timnas Indonesia U-19 kala itu.
Menurut laporan yang beredar, bahwa pelatih yang saat ini menjadi Dirtek PSSI itu, rela turun gunung untuk mencari bibit-bibit unggul pesepak bola muda Indonesia, meski dirinya tak mendapatkan bayaran dari federasi.
Kontributor : Moh. Afaf El Kurnia