SuaraJogja.id - Tak hanya berkutat dalam transportasi, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan KAI Commuter kini merambah ke dunia perfilman. Menggandeng sutradara kenamaan Indonesia asal Yogyakarta, Fajar Nugros, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut menggarap film Omnibus atau gabungan film-film pendek berjudul "Strangers With Memories".
Diproduksi IDN Pictures, film dokumenter yang diputar di XX1 Yogyakarta, Jumat (11/11/2022) malam ini menggambarkan cerita di balik layar perjalanan kereta api. Juga kisah yang terjadi pada pelayanan kereta api dengan pemeran baru, Shalima Hakim yang merupakan puteri artis sekaligus politikus, Wanda Hamidah.
“Film mengajarkan kepada pengguna jasa, para millenials untuk memiliki rasa empati, saling peduli dan menghargai serta membantu sesama baik di dalam commuterline atau stasiun," papar EVP Corporate Secretary PT KAI, Asdo Artriviyanto disela pemutaran film, Jumat Malam.
Menurut Asdo, KAI ingin menumbuhkan kecintaan dengan transportasi massal kereta api yang ramah energi bagi masyarakat. Melalui film ini KAI ingin mengedukasi masyarakat terutama generasi milenial dengan cara kekinian, salah satunya melalui sebuah karya seni berupa film.
Baca Juga:Inang, Film Garapan Fajar Nugros yang Berlatar Belakang Mitos Jawa Rebo Wekasan.
"Film dokumenter dan film pendek ini menjadi bentuk sumber informasi yang pas untuk memperkenalkan perusahaan ke publik karena membangun sebuah koneksi emosional dengan penonton," jelasnya.
Dipilihnya Fajar Nugros sebagai sutradara, menurut Direktur Operasi dan Pemasaran PT KCI, Wawan Arianto, bukan tanpa alasan. Fajar Nugros mempunyai ikatan kuat dengan perjalanan KAI.
Ayah Nugros merupakan pensiunan pegawai KAI. Kelurga Nugros juga cukup lama tinggal di Pengok yang lekat dengan kompleks perkerataapian di Yogyakarta.
"Fajar nugros memiliki banyak cerita tentang kereta api karena ayahnya," jelasnya.
Sementara Nugros mengungkapkan, dia menjadi saksi hidup perkembangan KAI. Mulai dari masa dimana banyak persoalan layanan hingga saat ini menemui titik terbaik dalam pelayanan bagi penumpang KA.
Baca Juga:Garap Film Horor Inang, Fajar Nugros 2 Minggu ke Psikolog: Saya Tidak Bisa Makan dan Tidur
"Tiga bulan naik-turun kereta api di berbagai perjalanan mengabadikan suasana dan ucap suka duka dari para penumpang. Saya tidak disetting, tidak diarahkan harus ini harus itu. Ini pure saya buat dokumenter, naik-turun sesuai keinginan saya sendiri. Saya ingin menunjukkan wajah kereta api yang sekarang, yang berbeda dari dulu. Buat saya personal, ini surat cinta saya untuk KAI," paparnya.
Nugros menambahkan, film dokumenter buatannya tersebut ditujukan untuk masyarakat luas dan tidak hanya penumpang atau pecinta kereta api saja. Dia memakai bahasa-bahasa kekinian yang menjangkau banyak kalangan dalam film tersebut.
Nugros melalui karyanya mencoba menyampaikan kepada khalayak tentang pondasi dan pelayanan KA yang sudah berubah jauh lebih baik dari pada era terdahulu. Film bergenre Traveler Report ini berdurasi 51 menit.
Lokasi pengambilan gambar untuk produksi film ini dilakukan di sejumlah daerah yang melayani kereta api baik di Jawa dan Sumatera. Sebut saja Jakarta, Bandung, Cibatu, Leuwigoong, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Klaten, Tanjung Karang, dan Kotabumi.
Proses produksi yang dibutuhkan untuk film ini dilakukan selama satu bulan. Yang menarik, dalam pembuatan film ini, KAI melibatkan seluruh level pekerja mulai dari Direktur Utama, Kepala Stasiun, Masinis, Kondektur, hingga petugas Penjaga Jalan Lintasan.
“Saya naik semua kereta ekonomi saat pembuatan film, gambarannya kalau di harga murah pelayanannya sudah sangat baik, apalagi yang di atasnya. Ini yang saya ingin sampaikan dan tunjukkan dalam film,” imbuhnya.