Sepengetahuan Fathul, AMRP merupakan dosen yang kerap memiliki project internasional, tak terkecuali di UII.
AMRP juga masih memiliki visa Amerika dan sudah beberapa kali ke Amerika untuk menyelesaikan project internasional. Sehingga ia menekankan, bahwa hilangnya jejak AMRP adalah kasus khusus dan kali pertama terjadi di UII.
Fathul mengaku juga sedang mencari tahu terkait informasi beredar, kalau tiket ke Boston telah dibeli oleh AMRP dari jauh hari.
"Itu yang juga perlu kami pastikan," sebutnya.
Baca Juga:Terlacak Masuk Boston AS, Dosen UII Tidak Hilang, Tapi Ubah Rute
Ditanya soal ketidaktahuan kampus, atas tindakan Rafie yang memindahkan rute penerbangan (sampai AMRP berada di Boston, bukan langsung terbang ke Indonesia), Fathul kembali memberikan penegasan.
"Kalau kami tahu, kami tentu tidak akan melaporkan ke polisi [sebagai] 'orang hilang'. Kami tidak tahu dan kami juga belum tahu motifnya apa. Sehingga kami belum bisa memberikan informasi pasti terkait itu," imbuh dia.
Fathul menyatakan, tak banyak materi yang bisa ia sampaikan terkait hilangnya AMRP. Pasalnya, saat ini misi UII adalah membawa AMRP pulang kembali ke Indonesia.
"Apapun itu, kami pasti mempelajari masalahnya apa. Sehingga jangan sampai itu malah membatalkan atau menghalangi niat kami, untuk memulangkan mas Rafie kembali ke Indonesia," terangnya.
Sebelumnya diketahui, AMRP atau Rafie dilaporkan hilang usai mengikuti berbagai rangkaian kegiatan mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN), Norwegia.
Baca Juga:Update Terkini Dosen UII Hilang Usai Tugas Di Norwegia, Terlacak Masuk Amerika Serikat!
Ia masuk dalam tim UII yang beranggotakan empat orang. Termasuk Fathul, mereka terbang ke USN untuk mempererat kerja sama kedua universitas melalui dukungan pendanaan dari Uni Eropa melalui skema Erasmus+.