SuaraJogja.id - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat penurunan tingkat keterisian atau okupansi hotel di DIY selama masa libur Lebaran. Tingkat okupansi itu bahkan tak mencapai target yang telah ditetapkan.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranawa Eryana mengatakan okupansi hotel di DIY selama Lebaran 2023 lebih rendah dibanding dengan Lebaran tahun lalu. Pasalnya hingga H+6 Lebaran, okupansi rata-rata hanya mencapai 80 persen saja.
"Kalau Lebaran H-2 sampai H+3 itu maksimal 50 persen. Tapi ada peningkatan di H+4 sampai H+6 itu rata-rata 80 persen lah se DIY," kata Deddy dihubungi, Kamis (27/4/2023).
Padahal tahun lalu, Deddy menyebut okupansi dengan periode yang sama telah mencapai rata-rata 90 persen. Namun hal itu tak terjadi pada masa libur Lebaran kali ini.
Baca Juga:Keberatan Soal Arahan Larang Buka Bersama, PHRI DIY: Multiplayer Efeknya Besar
"Turun (dibanding tahun lalu), kalau tahun lalu H-2 sampai H+3 itu sudah mencapai 70 persen, lalu H+3 sampai H+7 itu rata-rata 90 persen, ini baru mencapai 80 persen maksimal. Itu aja kita hitung rata-rata ya. Wilayah tengah sama utara itu masih tinggi, tapi barat, selatan, timur itu ya itu kita akumulasi 80 persen," terangnya.
Kondisi ini, menurut Deddy tak sesuai seperti yang diharapkan pihaknya. Mengingat sebelum Lebaran ada banyak prediksi angka soal tingkat wisatawan dan pemudik yang datang ke Jogja.
Padahal, diakui Deddy, promosi pun gencar pihaknya lakukan ke berbagai daerah. Hal itu untuk mendongkrak okupansi hotel yang ada di Jogja dengan mendatangkan para wisatawan.
Sejumlah promo menginap pun tak lupa diberikan agar dapat memikat wisatawan dari berbagai daerah yang datang ke Yogyakarta.
"Iya tidak seindah yang kita bayangkan, yang kemarin ada berita 5,9 juta pemudik atau wisatawan mau mengunjungi Jogja tapi yang stay di hotel maupun penginapan anggota PHRI itu enggak seindah yang kita bayangkan," ungkapnya.
Baca Juga:PHRI DIY Beri Saran Soal Wacana Larangan Bus Pariwisata Masuk Kota Jogja