Temui Korban TPPO di Sleman, Mensos Risma Pastikan Siap Beri Bantuan

Diketahui ada 18 orang korban kasus TPPO yang ditemukan di Kulon Progro.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 12 Juli 2023 | 19:50 WIB
Temui Korban TPPO di Sleman, Mensos Risma Pastikan Siap Beri Bantuan
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Rabu (12/7/2023). [Hiskia Andika Weadcaksana/Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Rabu (12/7/2023). Hal ini menindaklanjuti penanganan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Diketahui ada 18 orang korban kasus TPPO yang ditemukan di Kulon Progro beberapa waktu lalu. Mereka sebelumnya disebut akan dijadikan tenaga kerja migran ilegal di New Zealand.

"Pertama sebetulnya mereka menjadi pekerja migran ada tawaran menarik itu pastinya mereka punya masalah dan ternyata memang betul," kata Risma ditemui di BBPPKS, Rabu petang.

Risma sendiri sempat menyempatkan diri berbincang langsung kepada para korban TPPO tersebut. Dari sana terungkap bahwa semuanya memang memiliki sejumlah persoalan termasuk terlilit utang.

Baca Juga:Temukan Banyak Kasus Perdagangan Orang di Kaltara, Satgas TPPO Bergerak Cepat

Tidak hanya utang dari kebutuhan kehidupan sehari-hari sebelumnya. Para korban TPPO ini juga terjerat utang akibat meminjam uang setelah tergiur berangkat ke New Zealand ini.

"Ya tadi sudah sepakat kita akan bantu menyelesaikan yang untuk pinjaman yang untuk mereka berangkat. Nah kemudian pemberdayaan untuk mereka. Tentunya sebatas kemampuan kami," ujarnya.

Diungkapkan Risma sebenarnya kemiskinan ekstrem bukan jadi penyebab atau faktor utama para korban ini tergiur menjadi pekerja migran di luar negeri. Literasi tentang usaha pun, ia mengakui para korban ini sudah cukup baik.

Risma membandingkan dengan korban TPPO yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Disebutkan bahwa profil dan kebutuhan para korban dari dua wilayah ini tak bisa disamakan.

"Kalau di NTT beda, kalau di NTT itu mereka mengelola misalkan lahan sulit, lalu jadi nelayan tidak punya akses untuk alat tangkap dan sebagainya tapi kalau di sini beda juga," tuturnya.

Baca Juga:Benny Ramdhani Bongkar Sosok Beking Perdagangan Orang: Ada Oknum TNI, Polri hingga BP2MI

"Ya yang saya coba kembalikan adalah kepercayaan diri mereka dan memang beda tipe karakternya di sini dengan NTT berbeda. Kalau di NTT memang relatif kemiskinan. Nah di sini mungkin ada [persoalan] semangat dan sebagainya yang harus kita tangani karena itu lah saya bicara itu. InsyaAllah kita akan bantu," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak