Kondisi Terakhir TPST Piyungan Sebelum Ditutup, Lahan Eksisting dan Transisi Zona I Overload

Setiap hari volume sampah yang masuk ke TPST Piyungan ini rata-rata mencapai 780 ton.

Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 23 Juli 2023 | 18:35 WIB
Kondisi Terakhir TPST Piyungan Sebelum Ditutup, Lahan Eksisting dan Transisi Zona I Overload
Kondisi tumpukan sampah di lahan transisi zona I, TPST Piyungan, Bantul, Minggu (23/7/2023). [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

SuaraJogja.id - Pemerintah DIY mulai menutup Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Minggu (23/7/2023). TPST yang sudah berdiri 29 tahun ini tak mampu lagi menampung sampah yang masuk ke TPST Piyungan.

Koordinator Pemulung TPST Piyungan, Maryono mengakui kondisi TPST Piyungan sudah banyak mendapat keluhan dari masyarakat. Tumpukan sampah yang menjulang tinggi membuat masyarakat khawatir jika terjadi sesuatu nantinya.

Di lahan utama atau yang sering lahan existing sampahnya sudah sangat penuh, sehingga dari lahan pengurukan terakhir sudah mulai menggunung lagi. Maryono menyebutnya lokasi itu tidak mampu lagi sebagai tempat pembuangan sampah.

"Itu yang di atas sudah menggunung. Dari bawah cukup tinggi," kata dia, Minggu.

Baca Juga:TPA Piyungan Ditutup karena Lebihi Kapasitas, Pemerintah Daerah Diminta Kelola Sampah Secara Mandiri

Maryono mengaku tidak mengetahui persis berapa ketinggian sampah yang menggunung tersebut. Namun akibat sampah yang menggunung tersebut, masyarakat di seputar TPST sudah banyak yang memprotesnya

Berdasarkan keterangan dari Ketua RT setempat, lanjut Maryono, masyarakat menginginkan agar ketinggiannya cukup sampai dengan titik ini. Masyarakat meminta agar ditambah ada lagi penambahan ketinggian sampah karena sangat membahayakan.

"Kalau terjadi longsor sampah kan bisa membahayakan pemukiman," ujar dia.

Warga di seputar TPST Piyungan juga meminta gunungan sampah tersebut segera ditutup dengan tanah. Ketika sudah ditutup dengan tanah maka sampah-sampah seperti kertas ataupun plastik yang sudah kering tidak berhamburan ke pemukiman warga.

Di samping itu warga juga menginginkan adanya Bronjong untuk sampah yang menggunung tersebut. Warga tidak ingin mengalami kejadian tanah longsor menimpa mereka. Sehingga warga berharap Bronjong tersebut segera terealisasi.

Baca Juga:Peduli Lingkungan, Pegadaian Lakukan Gerakan Bersih-bersih di Sungai Musi

"Kalau dibronjong sehingga tidak terjadi kelongsoran gitu," tambah Maryono

Di samping itu, saat ini tempat pembuangan sampah sudah berada di tepi jalan. Kondisi ini tentu sangat mengganggu aktivitas warga masyarakat. Apalagi dalam sebulan terakhir juga terjadi antrian panjang dari truk-truk yang hendak membuang sampah tersebut.

"Itu antriannya sekitar 1 kilometer sehingga mengganggu aktivitas masyarakat. Sudah sebulan itu," tambahnya.

Antrian panjang masuk ke TPST Piyungan tersebut mengganggu aktivitas masyarakat terutama ketika membawa pakan ternak. Warga menjadi kesulitan ketika membawa pakan ternak apalagi saat berpapasan dengan kendaraan lain dari lawan arah.

Petugas Data di TPST Piyungan, Marwan menyebut TPST Piyungan memang sudah overload. Tak hanya di lahan existing, tetapi di lahan transisi zona I yang belum lama dibangun juga sudah overload. Penuhnya lahan transisi tersebut sebenarnya lebih cepat dari perkiraan semula.

Di lahan existing atau lahan utama, ketinggian sampah sudah lebih tinggi dari elevasi yang dianggap aman. Di mana dari elevasi yang diperkenankan sekitar 140 meter. Namun kini ketinggian sampah sudah melampaui dari elevasi tersebut sehingga tidak mungkin ditambah lagi.

"Kini ketinggian sampah sudah mencapai 143 meter. Jadi itu sudah lebih tinggi 3 meter. Pokoknya sudah tidak mampu lagi,"terang dia.

Overload tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak 4 bulan yang lalu, namun karena tidak ada tempat pembuangan yang lain di DIY maka sampah terus masuk ke TPST Piyungan maka sampah-sampah tersebut kemudian dipaksa untuk dibuang di lahan existing ini.

Setiap hari volume sampah yang masuk ke TPST Piyungan ini rata-rata mencapai 780 ton. Sampah ini fluktuatif di mana akan naik ketika musim liburan namun akan turun di moment yang lain. Namun jika dihitung rerata harian maka sekitar 780 ton perhari.

"Pemerintah sebenarnya tengah membangun lahan transisi yang terbagi dua tahapan," kata dia.

Untuk tahap pertama sudah selesai dan sudah digunakan untuk membuang sampah. Namun ternyata kondisi lahan transisi tahap pertama juga sudah overload. Penuhnya sampah di zona pertama tersebut sebenarnya lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

"Zona pertama itu kami perkirakan penuh dalam waktu 6-7 bulan. Tetapi 4-5 bulan saja sudah penuh," terang dia.

Untuk sesi kedua pembangunan lahan transisi memang masih dalam tahap pembangunan. Diperkirakan baru selesai di bulan Oktober 2023 mendatang sehingga baru siap digunakan di bulan tersebut.

Dengan begitu, pemerintah DIY akhirnya memutuskan untuk menutup TPST Piyungan hingga 5 September 2023 mendatang.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak