SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih mencatat ratusan luncuran lava dalam sepekan terakhir.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 8-14 September 2023.
"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 162 kali ke arah selatan hingga barat, meliputi 10 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.500 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Minggu (17/9/2023).
Luncuran itu meliputi 151 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 2.000 meter dan 1 kali ke hulu Kali Sat/Putih sejauh 1.200 meter. Suara guguran terdengar 15 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.
Baca Juga:Masuk Awal September, Guguran Lava Gunung Merapi Capai 154 Kali
Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat aktivitas pertumbuhan dan guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan.
Berdasarkan analisis foto udara tanggal 30 Agustus 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.858.600 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.355.100 meter kubik.
BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa fase banyak yang mencapai 2.374 kali. Disusul gempa guguran 1.015 kali, gempa vulkanik dangkal 39 kali, 24 kali gempa Frekuensi Rendah dan 11 kali gempa Tektonik.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibanding minggu lalu. Terutama gempa MP (fase banyak) yang mengindikasikan adanya kenaikan aktivitas magmatik di kedalaman kurang dari 1,5 km dari puncak," ucapnya.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 1,4 cm per hari.
Baca Juga:Gunung Merapi Sepekan Terakhir, Luncurkan 144 Kali Lava ke Arah Selatan dan Barat Daya
Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.
Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.
Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.