Tak Hanya Pameran, Pengunjung Bisa Ikut Lokakarya Menarik Loh di FKY 2023

Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2023 kembali menyapa para masyarakat. Bergeser sedikit ke barat, kini perhelatan FKY 2023 digelar di Kabupaten Kulon Progo.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 29 September 2023 | 11:02 WIB
Tak Hanya Pameran, Pengunjung Bisa Ikut Lokakarya Menarik Loh di FKY 2023
Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2023 kembali menyapa para masyarakat. Bergeser sedikit ke barat, kini perhelatan FKY 2023 digelar di Kabupaten Kulon Progo. [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2023 kembali menyapa para masyarakat. Bergeser sedikit ke barat, kini perhelatan FKY 2023 digelar di Kabupaten Kulon Progo

Sederet kegiatan dan acara menarik sudah menanti para pengunjung. Tak hanya dari masyarakat Bumi Binangun saja tapi juga pengunjung seluruh DIY.

Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah program Pameran yang bertajuk 'Nget-Ngetan'. Pameran ini diselenggarakan di Gedung Kesenian Wates, Kulon Progo mulai 28 September - 12 Oktober 2023.

Namun tak hanya, sebatas pameran karya seni saja yang dihadirkan. Tetapi program pameran 'Nget-Ngetan' juga menghadirkan Lokakarya.

Baca Juga:Merekam Laku Tari dari Petani Gunungkidul, Sebuah Film Dokumenter Persembahan FKY 2022

"Aktivitas Lokakarya dalam pameran ini akan mengajak semua pihak untuk menumbuhkan sensitivitas sensorik maupun motorik, sekaligus keberanian diri untuk mengembangkan imajinasi dan eksplorasi dalam merespon isu-isu lingkungan, terutama yang berkaitan dengan tema ketahanan pangan," kata salah satu kurator seni Pameran Nget-Ngetan FKY 2023, Karen Hardini, Kamis (28/9/2023).

Beberapa judul Lokakarya yang akan hadir antara lain, Membuat Wayang Bahan Bekas, Membuat Terrarium dan beberapa lokakarya lainnya. Semua Lokakarya dan segmen pameran dapat diikuti dalam rangkaian acara Pameran 'Nget-Ngetan' FKY 2023.

"Sehingga pameran ini kami harapkan bisa dinikmati semua lini. Memantik cakrawala pengunjung untuk memahamai entang ketahanan pangan, bahwa isu yang dekat dengan kita dan dapat dioleh sebagai suatu yang kreatif," tuturnya. 

Diketahui beberapa seniman turut berpartisipasi dalam pameran ini, antara lain Dyah Retno (Devetro) dan Candra Rossellini (Chaandlie Art Academy) di Segmen Pelajar. Sedangkan di Segmen Reka Baru terdapat Empu Jumaryono (Pandai Besi Jodog), Gembong Danudiningrat (aktivis eco art), Yos Suprapto (penemu SRI), Anang Saptoto (inisiator Panen Apa Hari Ini) dan masih banyak seniman yang lainnya. 

Sementara dalam segmen Asana Rasa, Fajar Wijanarko selaku Filolog dan Museolog akan menjadi kurator dalam segmen ini. Kurator hadir untuk memilah dan memilih arsip, manuskrip, serta naskah sastra Jawa yang akan dihadirkan dalam pameran ini.

Baca Juga:Penyerahan Bibit Pohon Trembesi di FKY 2022, Harapan Regenerasi dalam Kerja Kebudayaan

Pada “Nget-Ngetan” segmen Asana Rasa, filolog Fajar Wijanarko lebih jauh akan menghadirkan berbagai bentuk arsip, karya naskah maupun manuskrip sastra Jawa klasik terkait pengetahuan gastronomi dan kebudayaan pangan leluhur koleksi berbagai instansi. 

Tercatat Perpustakaan Widyo Budoyo Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Dinas Perpustakaan Daerah DIY, Museum Sonobudoyo, Balai Bahasa DIY, dan Badan Pelestari Kebudayaan Wilayah X juga turut berkontribusi dalam pameran kali ini.

Di bagian “Nget-Ngetan” Segmen Pelajar, Dyah Retno dan Chandra Rossellini bersama pelajar SMP-SMA/SMK akan menghadirkan segmen menarik. Segmen Pelajar ini mengajak generasi muda untuk turut andil dalam melahirkan produk yang kaya akan inovasi dan kreatifitas. Proses penyajiannya dikolaborasikan dengan seniman untuk menghasilkan presentasi berbasis ilmiah yang didukung dengan kemasan nan artistik.

Sedangkan di “Nget-Ngetan” Kelana Karya, para peserta pameran akan membawakan kreasi penerjemahan ide karya dari hasil riset tentang ‘ketahanan pangan’ hasil sowan (residensi) yang dilakukan sebelumnya. Dalam segmen ini, seniman yang telah melewati proses seleksi kurator akan ditempatkan pada satu titik untuk melakukan riset tentang dinamika kebudayaan yang berkaitan dengan isu ketahanan pangan. 

Kelana Karya berupaya menawarkan satu perspektif baru yang dihasilkan dari hasil riset di lapangan. Beberapa seniman dan kolektif seni yang terlibat dalam segmen ini diantaranya, Bakar Tanah Lab, Lifepatch, Akbar Warisqia, Teguh Sariyanto, Ethnosonic dan lainnya.

Hadir pula Empu Jumaryono, Anang Saptoto, Gembong Danudiningrat, serta Yos Suprapto dalam “Nget-Ngetan” Reka Baru. Kolaborasi para seniman di segmen ini menghadirkan praktik produksi turunan kebudayaan yang kerap kali dihadirkan warga lokal. 

Kreasi yang dihasilkan tidak hanya bermuatan kebudayaan, tapi juga kearifan dan pengetahuan leluhur yang patut dan layak disajikan kembali. Hasil kreasi ini pula yang kemudian menjadi sarana untuk transfer pengetahuan ke generasi yang akan datang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak