Dari situ, Eric dan mahasiswi tersebut kerap bertemu di malam hari.
Suatu ketika Eric mengajak sang mahasiswi itu bertemu dengan modus membahas proyek di kantor Pusat Studi di UGM.
Saat itulah Eric berlaku tidak wajar yang menjurus pelecehan seksual kepada mahasiswinya.
Sang mahasiswi sempat bungkam untuk beberapa lama dengan alasan takut akan memengaruhi studinya.
Hingga suatu ketika di tahun 2016 mencuat kasus pelecehan seksual di UGM, dari situ sang mahasiswi tergerak untuk melaporkan tindakan bejat Eric Hiariej ke pihak kampus.
Dekan Fisipol UGM kala itu Erwan Agus Purwanto kemudian mengambil tindakan dengan menggelar rapat gabungan dan meminta klarifikasi Eric Hiariej.
Dalam pertemuan itu Eric mengakui perbuatannya.
Kampus kemudian bertindak tegas dengan menjatuhkan sanksi pembebasan tugas kepada Eric dari kewajiban mengajar dan melaksanakan bimbingan skripsi maupun tesis. Kampus juga membatalkan usulan Eric yang akan diangkat sebagai kepala pusat kajian. Ia diminta ikut konseling bersama Women's Crisis Center untuk memperbaiki perilakunya.
Hingga kemudian di tahun 2023 Eric Hiariej dipecat setelah sebelumnya sempat mengajukan banding atas pemberhentiannya yang dikeluarkan oleh Kemendikbud Ristek pada 2 Maret 2022.
Pemecatannya dilakukan oleh Kemendikbud Ristek sebab yang bersangkutan berstatus PNS di UGM.