Menggaet berbagai cast peran yang 95% baru pertama kali berakting. Rupanya tak menjadikan hal tersebut menjadi masalah yang krusial.
Diungkap oleh Rizka, sebelum syuting terjadi sekitar 3 bulan lamanya para aktor dan aktris sudah melalu proses latihan. Mereka tinggal bersama di sebuah camp untuk membangun chemistry dan berlatih akting.
Sosok Irma Novita Rihi, aktris pemeran Martha adalah mahasiswa yang kini sudah lulus kuliah.
Sementara itu, Merlinda Dessy Adoe (Linda Adoe) aktris pemeran Orpha adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja sebagai Kepala Sub Bagian (Kasubag) Umum dan Kepegawaian, Kecamatan Rote Barat.
“Fun fact (fakta lucu) yang lebih menarik lagi, sosok Orpha (aktris pemeran Orpha), hari pertama syuting, nangis minta pulang. (Dia) nangis minta pulang, semua orang panik dengan... ya, semua kru pernah disuruh keluar karena (dia) kan kaget gitu,” beber Rizka.
Selain itu, proses casting untuk menemukan tokoh Martha tidaklah mudah. Banyak kadidat yang ‘nyaris’ cocok namun akhirnya tidak jadi memerankan tokoh penting dalam film ini. Setelah satu minggu sebelum latihan akting, kru menemukan sosok yang cocok untuk memerankan Martha.
Jeremias Nyangoen sang sutradara ingin semua aktor dan aktrris yang berperan dalam film Women From Rote Island adalah warga lokal Pulau Rote.
“Kenapa pilih pemain lokal? Saya tidak ingin kehilangan soul-nya plus dialeknya,” kata Jeremias.
“Sangat banyak sekali film-film Indonesia Timur yang dialeknya hampir sama, bikinnya di Kupang. Padahal, dialek Indonesia Timur itu bisa dialek Bima, bisa dialek Rote, bisa dialek Maluku, bisa juga dialek Papua,” tuturnya.
Baca Juga:Menguak Kepedihan di Balik Eksotisme Pulau Rote Lewat Film Women from Rote Island
“Saya tidak ingin kehilangan soul dan dialek-dialek itu. Menurut saya, kalau saya pakai aktris (nasional) pasti lama (latihan dialek Rote),” ungkap Jeremias.