BPBD DIY Terbitkan Surat Siaga Bencana Hidrometerologi, Seluruh Daerah Diminta Lebih Waspada

Selain Kulon Progo dan Gunungkidul, kata Noviar, kawasan Kota Jogja pun tak boleh luput dari kewaspadaan.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 16 Januari 2024 | 17:15 WIB
BPBD DIY Terbitkan Surat Siaga Bencana Hidrometerologi, Seluruh Daerah Diminta Lebih Waspada
Ilustrasi Karyawan Saat Musim Hujan (unsplash/ryoji iwata)

SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta masyarakat lebih waspada terkait dengan potensi bencana hidrometerologi di seluruh kawasan DIY. Kulon Progo dan Gunungkidul menjadi kawasan yang dinilai rawan terjadi bencana tanah longsor dan banjir.

Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad menuturkan imbauan kewaspadaan itu telah diberikan melalui surat edaran siaga darurat bencana hidrometerologi. Surat edaran itu berlaku sejak 20 Desember 2023 sampai 29 Februari 2024.

"Ya [surat edaran] siaga darurat bencana hidrometerologi, berlaku tanggal 20 Desember 2023 sampai 29 Februari 2024. Nah itu hanya meminta masyarakat untuk siaga dan waspada mengingat curah hujan di Januari-Februari ini akan mulai meningkat," kata Noviar, Selasa (16/1/2024).

Disampaikan Noviar, surat siaga darurat ini berbeda dengan surat tanggap darurat bencana. Surat siaga ini lebih berfokus bagaimana memaksimalkan mitigasi sebelum bencana terjadi.

Baca Juga:Area Pemakaman di Mlangi Sleman Longsor Akibat Hujan Deras, Beberapa Makam Terdampak

Dalam surat itu, BPBD DIY menyatakan telah memetakan sejumlah daerah rawan yang berpotensi terdampak bencana. Dua daerah yakni Kulon Progo dan Gunungkidul menjadi perhatian dengan potensi bencana yang cukup tinggi.

"Pada dasarnya seluruh wilayah mempunyai potensi ya. Lima kabupaten kota ada potensi karena bencana hidrometerologi itu menyangkut dengan banjir longsor angin puting beliung dan lainnya akibat adanya curah hujan yang cukup tinggi itu," ujarnya.

Wilayah Kulon Progo dan Gunungkidul yang berupa perbukitan membuat potensi tanah longsor itu cukup tinggi. Termasuk juga ada banjir dari sungai-sungai yang mengaliri wilayah tersebut.

"Nah yang perlu diwaspadai terkait dengan longsor itu adalah di samping Kulon Progo di sekitar bukit menoreh juga diseputar sungai-sungai yang ada di wilayah DIY," tuturnya.

"Kemudian juga Gunungkidul itu juga potensi yang di tebing-tebing berpotensi untuk longsor," imbuhnya.

Baca Juga:Kukuhkan Tim Kelurahan Siaga Bencana di Glagaharjo, Kustini Ingatkan Kembali Pentingnya Warga Pahami Mitigasi Bencana

Sementara untuk bencana angin puting beliung tidak bisa diprediksi hingga saat ini. Potensi bencana itu baru bisa dilihat saat beberapa jam saat cuaca ekstrem.

Selain Kulon Progo dan Gunungkidul, kata Noviar, kawasan Kota Jogja pun tak boleh luput dari kewaspadaan. Termasuk sejumlah wilayah yang berada di bantaran sepanjang sungai di Kota Jogja.

"Ya longsornya di samping di Gunungkidul dan Kulon Progo juga di seputar atau disepanjang sungai yang membelah Jogja. Jadi mulai dari Sleman sampai Bantul itu kan ada sungai, kan ada 4 sungai itu. Nah di sepanjang itu berpotensi, ada Kali Gajah Wong, Kali Code, Kali Winongo, itu semuanya berpotensi di sepanjang sungai itu adanya longsor," terangnya.

Diharapkan masyarakat semakin waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa bulan ke depan. Termasuk dengan menebang ranting atau pohon yang dinilai sudah membahayakan.

"Jadi diharapkan masyarakat untuk menebang pohon-pohon yang sudah lapuk atau sudah terlalu rindang. Kemudian pada saat hujan deras untuk berada di dalam ruangan dan tidak memarkirkan di bawah pohon-pohon rindang," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak