Kondisi Gunung Merapi Sepekan Terakhir, Masih Luncurkan Awan Panas dan Ratusan Lava

Gunung Merapi tercatat masih memuntahkan material dari puncaknya. BPPTKG mencatat ada sejumlah luncuran awan panas hingga ratusan guguran lava dalam sepekan.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 23 Juni 2024 | 11:24 WIB
Kondisi Gunung Merapi Sepekan Terakhir, Masih Luncurkan Awan Panas dan Ratusan Lava
Gunung Merapi di perbatan Provinsi Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta terjadi guguran awan panas. [ANTARA/HO - Badan Geologi]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat kembali luncuran awan panas dan ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 14-20 Juni 2024.

"Pada minggu ini terjadi awan panas guguran sebanyak 2 kali ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) sejauh maksimal 1.500 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Sabtu (22/6/2024).

Selain itu, BPPTKG turut mencatat ratusan guguran lava. Guguran lava teramati sebanyak 122 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.700 meter.

Baca Juga:Aktivitas Gunung Merapi Sepekan Terakhir, Masih Luncurkan Awan Panas dan Ratusan Kali Guguran Lava

Dilakukan pula analisis morfologi kubah lava dari stasiun kamera Tunggularum, Deles5 dan Babadan2. Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan.

Hal itu akibat adanya aktivitas pertumbuhan kubah, awan panas guguran dan guguran lava. Untuk morfologi kubah tengah relatif tetap. 

"Berdasarkan analisis foto udara dari survey drone tanggal 13 Juni 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.265.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.362.800 meter kubik," ungkapnya.

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 376 kali. Disusul gempa fase banyak 128 kali, 34 kali gempa vulkanik dangkal, 11 kali gempa tektonik, dan 2 kali gempa awan panas guguran.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," tuturnya.

Baca Juga:Awan Panas dan Ratusan Guguran Lava Masih Meluncur dari Puncak Gunung Merapi dalam Sepekan

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam sebesar 0,4 cm per hari.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu. 

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak