Masuki Bulan Suro, Abdi Dalem Jamas Peninggalan Sri Sultan HB VIII Berupa Tombak Kyai Wijaya Mukti

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti disela acara mengungkapkan, jamasan Tombak Kyai Wijaya Mukti mengandung nilai-nilai filosofi yang adiluhung

Galih Priatmojo
Jum'at, 26 Juli 2024 | 14:02 WIB
Masuki Bulan Suro, Abdi Dalem Jamas Peninggalan Sri Sultan HB VIII Berupa Tombak Kyai Wijaya Mukti
Para abdi dalem melaksanakan jamasan pusaka peninggalan Sri Sultan HB VIII di Balaikota Yogyakarta, Kamis (25/7/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Sejumlah abdi dalem dan Sekda Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya melakukan jamasan atau mencuci pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti dan beberapa pusaka lain di Kompleks Balaikota Yogyakarta, Kamis (25/7/2024). Pusaka yan sudah berumur ratusan tahun ini merupakan peninggalan Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB VIII yang dibuat pada 1921.

Jamasan tombak yang diserahkan Sri Sultan HB X ke Pemkot Yogyakarta pada 7 Juni 2000 ini rutin dilakukan setiap tahun selama 14 tahun terakhir. Pusaka tersebut selama ini diletakkan di Ruang Wali Kota Yogyakarta.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti disela acara mengungkapkan, jamasan Tombak Kyai Wijaya Mukti mengandung nilai-nilai filosofi yang adiluhung bagi Pemkot Yogyakarta. Maknanya seorang pemimpin bisa menjalankan pemerintahan dan merawat Kota Yogya dengan lebih baik lagi.

“Jamasan ini memiliki makna seorang pemimpin bisa menjadi teladan yang baik, bisa menjalankan pemerintahan dengan baik dan memberikan pelayanan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kota Yogyakarta," paparnya.

Baca Juga:Bangkitkan Gairah Berkesenian, Festival Karawitan UGM Kembali Digelar

Pembersihan pusaka sepanjang 3 meter tersebut dimulai dengan melihat kondisi tombak, apakah terdapat korosi atau tidak. Abdi dale  kemudian membuka penutup tombak dan membersihkannya dengan perasan air jeruk nipis.

Tombak kemudian dilap menggunakan serabut kayu dan dicuci air bersih serta dikeringkan. Terakhir tombak diolesi warangan dan minyak sebelum dikembalikan ke ruang kerja Walikota.

"Jamasan kali ini melibatkan Paguyuban Paheman Memetri Wesi Aji, Abdi Dalem Keprajan Kota Jogja, Rintisan Kelurahan Budaya (RKB) dan pelaku seni budaya se-Kota Jogja," jelasnya.

Sementara Aman menyatakan prosesi jamasan Tombak Kyai Wijaya Mukti merupakan bagian dari budaya yang terus dijaga dan dilestarikan. Apalagi selama ini kegiatan tersebut sudah menyatu dengan adat yang ada di Pemkot Yogyakarta.

"Jamasan ini juga simbol untuk menguatkan kembali moral dan karakter bagi Pemkot, dalam penyelenggaraan pemerintahan juga meningkatkan layanan dan kesejahteraan masyarakat," imbuhnya.

Baca Juga:Ikuti Jejak Sang Ayah, Hanum Salsabiela Rais Incar Kursi Wali Kota Yogyakarta

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak