SuaraJogja.id - TNI Angkatan Udara berencana bakal membentuk skuadron di Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk pengamanan udara di kawasan tersebut. Karena rencananya TNI bakal mengoperasikan pesawat milik Sekretariat Negara (Setneg) yang bakal digunakan pergerakan presiden dan wakil presiden.
Kepala Staf Angkutan Udara (KASAU), Marsekal M. Tonny Harjono mengatakan TNI AU tetap menyesuaikan apa yang menjadi program pemerintah, karena sekarang sudah dibangun landasan atau bandara VVIP di Kalimantan Timur. Nantinya AU akan menempatkan skuadron IKN karena TNI AU juga mengoperasikan pesawat milik sekretariat negara yang dioperasikan yang digunakan presiden dan wakil presiden.
"Nanti akan ada pesawat Boeing 737 WJ kemudian helikopter super puma yang digunakan untuk pergerakan atau pergeseran VVIP," tutur KSAU di sela Hari Bhakti TNI AU ke 77 di AAU Adisutjipto, Senin (29/7/2024).
Pihaknya akan membuat satuan AU di bandara IKN, untuk kepentingan tersebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kemenhub dan ATR BPN untuk penyediaan lahan yang dimaksud. Meskipun ke depan AU harus menyesuaikan program pemerintah.
Baca Juga:Awas! Bawaslu Sleman Perketat Pengawasan Netralitas ASN dan TNI/Polri di Medsos
Tonny menambahkan, untuk sementara memang belum membangun Lapangan Udara (Lanud). Alasannya karena semuanya menunggu IKN tersebut jadi. Namun demikian, pihaknya tetap akan menyiapkan Lanud Domber yang ada di Balikpapan untuk pengamanan.
"Termasuk di sana nanti kantor sementara kalau Mabes AU belum dibangun dan mengharuskan pejabat Mabes AU yang berkantor di IKN sudah siap," tambahnya.
Ia menandaskan untuk pengamanan udara IKN, saat ini masih bisa dicover radar. Pihaknya juga kerjasama dengan radar-radar sipil dan semua termonitor di satu screen dan unsur penindak terdekat yaitu di Makassar. Apabila ada pesawat penyusup akan memberangkatkan pesawat dari Makasar.
"Di Makassar ada pesawat Sukoi di sana Balikpapan atau yang lainnya," tambahnya.
KASAU menyebut kompleksitas tantangan perang modern yang semakin meningkat akibat adanya dinamika geopolitik global, perkembangan teknologi disruptif yang semakin cepat.
Baca Juga:Bertahap, Menteri dan ASN Akan Tempati IKN Usai Agustus, Ini Alasannya
KASAU mengatakan persenjataan seperti lethal autonomous weapon system dan pemanfaatan quantum technology untuk pertahanan, serta ancaman non-tradisional harus dilakukan. Meski tidak menggunakan kekuatan senjata, namun memiliki dampak signifikan terhadap kestabilan negara.
Menyikapi hal tersebut, TNI Angkatan Udara, dengan dukungan pemerintah, akan terus melaksanakan modernisasi alutsista. TNI AU juga harus fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Pemerintah sudah memberikan perhatian terhadap AU dengan melakukan pembaruan alutsista," tutur dia.
Dan sekarang sudah dirasakan oleh TNI AU di mana tahun lalu susah menerima 8 pesawat Carcal H225. kemudian untuk transport mendapatkan 5 superhercules C1 5J dan kemudian Boeing 737 yang tengah berproses. Pihaknya akan mendapatkan 2 dan pesawat Helli H225 yang akan konfigurasi VVIP di mana yang 8 itu konfigurasi VVIP.
Tahun depan TNI AU akan mendapatkan pesawat tempur rafale buatan Prancis dan akan datang bertahap awal 2026 mencapai keseluruhan 42 pesawat. Pihaknya juga sudah melaksanakan upgrade pesawat F16 di mana hingga akhir tahun ini akan lengkap semua pesawat.
"Sukoi 8 pesawat juga sedang diupgrade untuk menambah kekuatan tempur AU," ungkapnya.
Kemudian tahun depan akan ada pesawat tanpa awak CH 4 buatan Tiongkok dengan angka buatan Turki. Lalu alutsista lain adalah radar yang jumlahnya mencapai 25 buah yang akan menggantikan radar existing karena sekarang dianggap teknologinya sudah ketinggalan.
"Dan TNI AU juga bakal melokasikan radar baru di daerah yang tidak tercover radar. Ke depan tidak ada lagi area yang tidak tercover radar. Sehingga semua pesawat yang masuk ke Indonesia akan terpantau radar," ujar Tonny.
Kontributor : Julianto