SuaraJogja.id - Respons cepat saat terjadi kebakaran sangat menentukan keberhasilan dalam upaya penyelamatan. Hal itu yang coba terus dibenahi oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta.
Damkarmat Kota Jogja terus melakukan perbaikan dan peningkatan dalam melaksanakan tugas penyelamatan. Tercatat rata-rata waktu tanggap Damkarmat Kota Yogyakarta hingga Juli 2024 sudah mencapai 9 menit 30 detik.
Hal itu dikatakan Kepala Damkarmat Kota Yogyakarta Taokhid, saat Apel Besar pada Senin (5/8/2024) di Halaman Kantor Damkarmat. Menurutnya waktu penyelamatan itu dianggap krusial bagi penanganan saat terjadi kebakaran.
"Response time dari pusat itu standarnya 15 menit. Tahun 2023 kami sudah bisa mencapai 10 menit 30 detik," kata Taokhid, Senin pagi.
Baca Juga:Tak Digubris Pemkot, Pedagang Teras Malioboro 2 Geruduk Kantor Gubernur DIY
Peningkatan response time atau waktu tanggap itu sebagai upaya pengembangan manajemen penanganan kebakaran. Serta akan didukung dengan pelatihan sumber daya manusia yang ada.
Saat ini, disampaikan Taokhid, pihaknya memasang target waktu tanggap semakin cepat. Setidaknya dapat mencapai target sebesar 8 menit saja.
"Kemudian kami memiliki target 8 menit, Alhamdulillah sampai bulan Juli 2024 ini, response time Damkarmat Kota Jogja sudah mengalami kemajuan yaitu 9 menit 30 detik," ucapnya.
Dengan kemajuan yang didapatkan saat ini, pihaknya optimis target response time itu akan tercapai. Sehingga hal itu dapat semakin meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
"Tentu akan kami optimis response time kita sesuai target," tegasnya.
Baca Juga:Siap Pimpin Kota Jogja, Afnan Hadikusumo Usung Visi Pembangunan Berbasis Budaya Jawa
Diketahui Damkarmat Kota Yogyakarta selalu menjadi garda terdepan untuk menjinakkan si jago merah. Tidak hanya yang melahap rumah warga, tapi juga berbagai gedung maupun lahan lain.
Bahkan tidak hanya untuk memadamkan api saja, petugas damkar sering kali menjadi pilihan warga untuk meminta pertolongan. Mulai dari sekadar melepas cincin hingga mengatasi pohon tumbang yang menutup akses jalan umum.