Tim Ekspedisi UGM Eksplorasi Gua-gua Karst Tersembunyi di Banggai

"Di kedalaman sekitar 20 meter, lapisan H2S ini berinteraksi dengan oksigen yang ada di dalam air, membentuk asam sulfat yang sangat korosif," jelas Juswono.

Galih Priatmojo
Minggu, 01 September 2024 | 19:49 WIB
Tim Ekspedisi UGM Eksplorasi Gua-gua Karst Tersembunyi di Banggai
Tim peneliti dari UGM bersama sejumlah ahli internasional mengeksplorasi gua-gua karst tersembunyi dalam Ekspedisi Internasional Banggai Series 1. ANTARA/HO-UGM


"Fenomena ini terjadi ketika penyelam memasuki gua dan merasakan tetesan air putih yang tampak seperti hujan," ujar dia.

Sementara itu, Juswono Budisetiawan dari SRX menjelaskan bahwa Kepulauan Banggai memiliki formasi karst yang sangat berbeda dari karst di wilayah lain seperti Kalimantan.

Jika di Kalimantan memiliki karst yang menjulang, sebaliknya di Banggai karst-nya tersembunyi di bawah permukaan tanah dan laut.

Karena itu, eksplorasi memerlukan keterampilan khusus seperti "cave diving", yakni penyelaman di ruang tertutup yang sangat berbeda dari penyelaman di laut terbuka.

Baca Juga:Spanduk 'Peringatan Darurat' FH UGM Kembali Berkibar, Dosen Kritik Pencopotan Terkait Donatur

Salah satu contoh yang diungkap oleh Juswono adalah eksplorasi di cenote, yaitu lubang dengan danau di dalamnya yang sering ditemukan di daerah Meksiko.

Di Kepulauan Banggai, cenote memiliki kedalaman yang signifikan, mencapai 33 meter dari permukaan air sehingga menambah kerumitan dalam proses penyelaman.

"Karena kedalamannya, peralatan khusus diperlukan, dan penyelam harus ditarik ke permukaan untuk mengurangi beban saat kembali ke atas," kata dia.

Tim ekspedisi juga berhasil mengungkap fenomena khas cenote yang belum pernah disentuh oleh dunia ilmu pengetahuan sebelumnya.

Di salah satu gua karst yang dieksplorasi, ditemukan lapisan H2S (hidrogen sulfida) yang sangat tebal dan jauh melampaui ketebalan biasa yang hanya sekitar 2 meter.

Baca Juga:Dari Akikah Hingga RPA, Juru Sembelih Yogyakarta Digembleng Fapet UGM

"Di kedalaman sekitar 20 meter, lapisan H2S ini berinteraksi dengan oksigen yang ada di dalam air, membentuk asam sulfat yang sangat korosif," jelas Juswono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak