Tujuh Penemu Objek Diduga Cagar Budaya di Jateng-DIY Dapat Kompensasi

Tujuh orang yang berasal dari Bantul dan Sleman (DIY) serta Banjarnegara, Rembang, dan Semarang (Jawa Tengah) tersebut seluruhnya menemukan benda diduga cagar budaya 2024

Galih Priatmojo
Rabu, 30 Oktober 2024 | 20:27 WIB
Tujuh Penemu Objek Diduga Cagar Budaya di Jateng-DIY Dapat Kompensasi
Kepala BPK Wilayah X Manggar Sari Ayuati menyerahkan piagam penghargaan dan kompensasi kepada penemu objek diduga cagar budaya di Aula BPK Wilayah X, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (30/10/2024). ANTARA/Luqman Hakim

SuaraJogja.id - Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X memberikan kompensasi kepada tujuh orang penemu dan pelapor objek diduga cagar budaya (ODCB) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

"Harapan kami dengan adanya pemberian penghargaan dan kompensasi ini akan semakin menambah semangat masyarakat untuk ikut melestarikan cagar budaya," kata Kepala BPK Wilayah X Manggar Sari Ayuati saat penyerahan penghargaan dan kompensasi di Aula BPK Wilayah X, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu.

Tujuh orang yang berasal dari wilayah Kabupaten Bantul dan Sleman (DIY) serta Banjarnegara, Rembang, dan Semarang (Jawa Tengah) tersebut seluruhnya menemukan benda diduga cagar budaya pada 2024.

Objek diduga cagar budaya yang ditemukan, dua di antaranya berasal dari DIY yakni Arca Ganesha, batu bertakik, tutup kotak peripih dan bata merah berukuran besar di Kelurahan Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman; dan uang logam beserta wadah dan tutupnya di Kelurahan Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.

Baca Juga:Jual Miras Tak Berizin, 4 Toko di Jogja Disegel Polisi

Sementara temuan dari wilayah Jateng yakni Arca Agastya di Dukuh Klego, Desa Ngempon, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang; Fosil Cranium Manusia Leran di Desa Leran, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang; Fosil rahang gajah purba di Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunung pati, Kota Semarang.

Berikutnya, Arca Wisnu dan Laksmi; dan arca tokoh, batu berbentuk silinder, serta batu berhias padma di Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara.

Menurut Manggar, pemberian penghargaan dan kompensasi tersebut merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Untuk proses pemberian kompensasi, kata dia, BPK Wilayah X sebelumnya melakukan kajian dan penilaian bersama tim yang terdiri atas arkeolog, serta para akademisi lintas disiplin terhadap objek temuan yang dilaporkan.

Dari hasil kajian, sejumlah parameter meliputi keaslian, fungsi, kesinambungan, nilai sejarah, hingga nilai budaya dari tujuh temuan tersebut dinyatakan telah terpenuhi.

Baca Juga:Merapi Semburkan 206 Guguran Lava dalam Sepekan, Kubah Lava Terus Bertambah

"Kalau cagar budaya itu tentu berusia lebih dari 50 tahun. Itu sesuai Undang-Undang Cagar Budaya," ujar dia.

Adapun besaran kompensasi bervariasi disesuaikan skor penilaian, mulai dari Rp1,7 juta, hingga Rp2,2 juta per orang, sedangkan untuk penemu yang sekaligus pemilik lahan lokasi temuan ada yang mencapai Rp5 juta.

"Disesuaikan skor misalnya dari aspek kelangkaan. Semakin skornya tinggi maka kompensasi lebih besar," kata dia.

Selain penemu, BPK Wilayah X juga memberikan kompensasi kepada masing-masing pemilik lahan lokasi ditemukannya objek diduga cagar budaya sehingga nilai total kompensasi yang diserahkan mencapai Rp32.338.000.

Slamet Budiono, penemu Arca Wisnu dan Laksmi dari Dieng menyampaikan terima kasih atas penghargaan dan kompensasi dari BPK Wilayah X.

Slamet mengaku sebelumnya telah mendapatkan sosialisasi terkait UU Cagar Budaya sehingga saat menemukan arca tersebut, ia mengetahui apa yang harus dilakukan.

"Terima kasih atas kompensasi yang diberikan kepada kami, semoga ini bermanfaat bagi kami. Kebetulan di sawah, di kebun kami, saya menemukan peninggalan tersebut sehingga saya serahkan kepada BPK Wilayah X," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini