SuaraJogja.id - Dusun Wotawati, Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul adalah Padukuhan yang terkenal memiliki malam lebih panjang dibanding dengan tempat lain bakal memiliki 'wajah' yang berbeda. Gelontoran dana keistimewaan sebesar Rp5 miliar bakal menjadikan Padukuhan ini seperti Desa Panglipuran Bali.
Kini suasana Widowati nampak seperti pada masa kerajaan. Harapannya, dengan tampilan yang berbeda banyak wisatawan yang nantinya menginap untuk menikmati sensasi terlambat merasakan sinar matahari dan lebih awal merasakan suasana gelap.
Sejak masuk ke wilayah padukuhan ini, tampak sebagian besar rumah di Wotawati memiliki tampilan depan bangunan atau fasad yang sama. Di mana dinding bagian depan sudah menggunakan bata merah ekspose. Kesan klasik muncul dari tekstur bata merah ekspose ini.
Bahkan, kini setiap rumah memiliki pintu gerbang (gapura) menggunakan bata merah ekspose dengan berbentuk sama. Desain Gapura tersebut identik dengan masa kerajaan Majapahit dan Mataram. Suasana ini menambah kesan kembali ke tempoe dulu yaitu jaman kerajaan.
Baca Juga:Ingin Berobat, Ibu Asal Semanu Ini Justru Jadi Korban Pelecehan Seksual
"Jadi perubahan fasad rumah warga sudah berlangsung sejak Juni 2024," ujar Lurah Pucung, Estu Dwiyono kepada awak media.
Saat ini pihaknya memang tengah melakukan penataan kawasan Wotawati yang sudah ada alias memoles. Untuk penataan, tahun ini pihaknya mendapat suntikan dana keistimewaan (Danais) sekitar Rp5 miliar.
Beberapa hal yang mereka tata di antaranya seperti pagar-pagar di setiap rumah. Sebenarnya tadinya pagar-pagar di setiap rumah sudah ada dan pihaknya hanya memoles dengan memperbaiki agar tampil lebih artistik.
"Pagar ini baru tahap awal, dan 3 tahun ke depan penataan akan terus dilakukan," ungkapnya.
![Potret udara Desa Wotawati yang ada di Kapanewon Girisubo, Gunungkidul, DIY. [Kontributor Suarajogja.id/Julianto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/11/11/80772-potret-desa-wotawati-gunungkidul.jpg)
Setelah pagar, penataan selanjutnya adalah fasad rumah warga. Setidaknya bakal ada 79 rumah yang mendapatkan sentuhan penataan dengan merenovasi fasadnya. Konsepnya nanti rumah warga terutama gapurannya mirip dengan yang ada di Bali.
Baca Juga:Panen Raya 2,6 Ton Ikan Tangkap di Gunungkidul, Nilai Transaksi Capai Rp62 Miliar
Meski yang menjadi acuan adalah Bali namun sebenarnya konsep tidak mirip dengan Bali tetapi tetap menjaga karakter lokal. Penggunaan bata merah merupakan perpaduan antara masa Majapahit dan Mataram.
- 1
- 2