UGM Belum Sepenuhnya Ramah Disabilitas, 48 Mahasiswa Butuh Fasilitas Lebih Baik

Pada prinsipnya fasilitas di UGM harusnya didesain secara universal.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 11 Desember 2024 | 07:55 WIB
UGM Belum Sepenuhnya Ramah Disabilitas, 48 Mahasiswa Butuh Fasilitas Lebih Baik
Ketua Unit Layanan Disabilitas UGM Wuri Handayani saat memberi paparan kepada wartawan. [Suarajogja.id/Hiskia]

SuaraJogja.id - Ketua Unit Layanan Disabilitas UGM Wuri Handayani mengaku belum semua fakultas di Universitas Gadjah Mada (UGM) ramah terhadap para penyandang disabilitas. Masih perlu pemenuhan terkait fasilitas untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif.

"Nah kami pernah melakukan survei aksesibilitas di UGM dan dari hasil survei tersebut memang menunjukkan bahwa masih banyak fasilitas-fasilitas yang perlu ditingkatkan fasilitasnya karena memang belum menyediakan akses untuk disabilitas," ungkap Wuri dikutip Rabu (11/12/2024).

Wuri tak memungkiri bahwa kondisi itu masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu untuk segera diselesaikan. Aksesibilitas baik secara infrastruktur maupun non fisik berupa suara maupun tanda-tanda khusus perlu untuk lebih diperhatikan.

Kendati demikian, Wuri memastikan akan terus melakukan advokasi untuk membangun berbagai infrastruktur itu. Tujuannya semua fakultas di UGM dapat menjadi ruang inklusif yang ramah difabel.

Baca Juga:Bus Trans Jogja Tak Ramah Difabel, Kaum Disabilitas Protes ke DPRD DIY

"Ini kami terus melakukan advokasi karena untuk membangun infrastruktur kan memang juga tidak bisa dalam 1-2 hari tapi memerlukan perencanaan dan juga pembiayaan yang memadai ya. Sehingga secara perlahan-lahan kita akan coba untuk melakukan advokasi nantinya agar semua fakultas itu bisa memiliki fasilitas yang aksesibel," tandasnya.

Berdasarkan data yang ada, diungkapkan Wuri, total ada 48 mahasiswa yang teridentifikasi sebagai penyandang disabilitas terdiri dari 21 perempuan dan 17 laki-laki. Disabilitasnya pun beragam mulai dari netra, tuli, fisik hingga mental.

"Mereka juga dari berbagai fakultas dan juga jenjang pendidikan mulai dari sekolah vokasi, sarjana, magister sampai doktor," ucapnya.

Sementara untuk tenaga kependidikan (tendik) dan dosen, pihaknya masih akan melakukan identifikasi lebih menyeluruh. Pendataan ini diharapkan dapat memberikan layanan yang sama secara menyeluruh di UGM.

"Saya berharap nantinya akan ada perubahan-perubahan yang juga cukup signifikan dari fakultas fakultas lain-lain untuk memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh penyandang disabilitas," ujarnya.

Baca Juga:Perempuan Difabel Rentan Kekerasan, SIGAB Tuntut Aksi Nyata Pemerintah

Menurut Wuri, pada prinsipnya fasilitas itu seharusnya didesain secara universal. Bukan kemudian fasilitas yang dibangun secara eksklusif bagi penyandang disabilitas.

"Prinsipnya begini, bahwa fasilitas itu harus didesain secara prinsip universal ketika fasilitas tersebut itu bisa diakses secara aman, nyaman dan mandiri oleh penyandang maka fasilitas tersebut akan bisa dipakai jauh lebih aman nyaman dan mandiri bagi yang non disabilitas," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak