Jelang Nataru, Damkar Soroti Sistem Keamanan Kebakaran Museum Benteng Vredeburg

Alat Pemadam Api Ringan atau APAR sudah tersedia di beberapa lokasi.

Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 19 Desember 2024 | 14:38 WIB
Jelang Nataru, Damkar Soroti Sistem Keamanan Kebakaran Museum Benteng Vredeburg
Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta mengecek Main Control Fire Alarm (MCFA) yang ada di Museum Benteng Vredeburg, Kota Jogja, Kamis (19/12/2024). [Suarajogja.id/Baktora]

SuaraJogja.id - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta melakukan monitoring terhadap kesiapan dan antisipasi kebakaran di Museum Benteng Vredeburg. Bukan tanpa alasan monitoring ini dilakukan, pasalnya wisata pendidikan di Kota Gudeg ini mulai banyak didatangi masyarakat menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Kepala Damkarmat Kota Yogyakarta, Taokhid mengungkapkan bahwa monitoring ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di lokasi wisata.

"Kita selalu utamakan monitoring, termasuk di museum ini, karena banyak dikunjungi orang baik yang berwisata atau kegiatan lain seperti pendidikan," ujar Taokhid di sela monitoring di Benteng Vredeburg, Kota Jogja, Kamis (19/12/2024).

Taokhid mengungkapkan bahwa mitigasi harus dilakukan sebelum terjadinya kebakaran. Hal itu perlu agar kebakaran yang awalnya terjadi berupa api kecil, bisa diantisipasi lebih cepat dan tidak menimbulkan kebakaran besar.

Baca Juga:Urai Kepadatan di Malioboro, Pemkot Jogja Tawarkan Wisata Alternatif di Kawasan Kotabaru

Dalam monitoring yang dilakukan Damkarmat Yogyakarta beberapa alat pemadam sudah tersedia di museum setempat. Selain itu Main Control Fire Alarm (MCFA) yang ada di museum tersebut sudah tersedia.

"Kondisinya baik, tapi beberapa hal ada yang jadi kekurangan seperti sistem alarm kebakaran. Ini juga jadi kendala pengelola karena museum ini didanai dari [pemerintah] pusat, jadi memang harus menunggu dari sana," kata Taokhid.

Alat Pemadam Api Ringan atau APAR sudah tersedia di beberapa lokasi, termasuk juga kotak hydrant yang menyediakan air untuk kendaraan damkar memadamkan kebakaran yang terjadi.

"Tadi di lokasi genset, juga belum ada APAR dan kami sarankan untuk disediakan karena genset pasti berdekatan dengan bahan mudah terbakar," ungkap dia.

Beberapa wisatawan berswafoto di depan gerbang Museum Benteng Vredeburg, Kota Jogja, Kamis (19/12/2024). [Suarajogja.id/Baktora]
Beberapa wisatawan berswafoto di depan gerbang Museum Benteng Vredeburg, Kota Jogja, Kamis (19/12/2024). [Suarajogja.id/Baktora]

Selain itu Taokhid juga menyoroti jalur evakuasi yang disediakan di Benteng Vredeburg. Ia mengaku beberapa penunjuk arah masih membingungkan pengunjung. Ia berharap pengelola bisa menyempurnakan agar keselamatan wisatawan bisa terpenuhi.

Baca Juga:Hujan Deras di Bantul, Banjir, Longsor dan Dua Destinasi Wisata Lumpuh

Disinggung terkait jangkauan dan respon time mobil damkar dari markas Damkarmat di Kantor Pemkot Jogja ke Benteng Vredeburg jika terjadi kebakaran, Taokhid menerangkan ada radius yang sudah diatur. Museum ini sebenarnya berada di luar radius yang ditentukan.

"Kita ada ketentuan radius covering area kaitannya dengan kebakaran di angka 2,4 kilometer. Ini [Benteng Vredeburg] ada di titik terluar memang, tapi masih ada area covering, Insyaallah respon time masih bisa tercover," ujar dia.

Ke depannya, Damkarmat akan menyiapkan posko yang berfungsi untuk covering area yang ada di tengah kota. Nantinya Taokhid akan berkomunikasi dengan pihak Keraton Yogyakarta untuk penempatan pos damkar tersebut.

Terpisah, Koordinator Urusan Dalam, Museum Benteng Vredeburg, Poniman menerangkan memang kondisi antisipasi kebakaran di museum setempat masih banyak kekurangan. Untuk memaksimalkannya, pihak museum kembali berkomunikasi di pemerintah pusat untuk kelengkapan alat pemadam.

"Memang kita berusaha menyempurnakan, tapi dari kami terkendala dana yang memang menunggu dari pusat. Kami upayakan untuk segera dilengkapi," kata Poniman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini