Tingkat reservasi hotel di DIY mengalami penurunan drastis dibandingkan Lebaran tahun lalu.
Okupansi hanya mencapai 5– 20 persen menjelang Lebaran pada periode 26 Maret hingga 1 April 2025.
Jumlah ini turun dari okupansi Januari 2025 lalu mencapai sekitar 70 persen dan Februari 2025 sebanyak 40 persen.
Padahal saat ini terdapat 439 hotel di DIY, dengan sekitar 120–130 hotel tergabung dalam PHRI DIY.
Baca Juga:Lebih dari 5.000 Karyawan Terancam PHK, PHRI DIY Tuntut Relaksasi Pajak
Dampak krisis minimnya okupansi dirasakan tidak hanya oleh hotel berbintang, tetapi juga penginapan non-bintang dan homestay.
Terjun bebasnya ekonomi di Indonesia terjadi karena banyak faktor. Keputusan pemerintah terhadap efisiensi anggaran, berimbas juga ke seluruh sektor.
Pemerintah tentu memiliki tanggungjawab yang besar terhadap kondisi yang terjadi. Di sisi lain munculnya isu investasi Danantara yang dianggap cara pemerintah menstabilkan ekonomi dikhawatirkan warga.
Pasalnya munculnya isu efisiensi tersebut, bersamaan dengan anggaran negara yang dialihkan untuk Danantara ke depannya.
Di mana investasi Danantara masih banyak celah potensi gagal dan tanggungjawab pemerintah lepas tangan juga cukup besar, berkaca dari kasus Jiwasraya.
Baca Juga:Lebaran 2025: Jogja Kehilangan Tradisi Open House Bersama Sultan HB X, Ini Penyebabnya
Kontributor : Putu Ayu Palupi