Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu

Subejo menuturkan bahwa kebijakan mengenai impor ini dapat disesuaikan dengan komoditasnya.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 16 April 2025 | 15:12 WIB
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu
Suasana bongkar-muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (11/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Kehadiran impor komoditas lain yang tidak bisa diproduksi Indonesia seperti gandum di satu sisi dapat menjadi peluang.

Hal ini, kata Subejo, menjadi kompetisi bagi negara-negara yang masuk dan menawarkan harga yang lebih murah dan ini akan menguntungkan bagi produksi dalam negeri.

Subejo menuturkan bahwa kebijakan mengenai impor ini dapat disesuaikan dengan komoditasnya. Melihat apakah komoditas tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kekurangan yang ada dari produksi lokal atau komoditas yang memang tidak dapat diproduksi di Indonesia.

Proteksi terhadap petani dan komoditas lokal penting untuk selalu ditekankan. Beberapa upaya dapat dilakukan, mulai dari penetapan harga pokok pembelian yang sampai sekarang belum efektif pelaksanaannya di lapangan.

Baca Juga:Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?

Kemudian ada pula kebijakan yang bisa dilakukan untuk hasil pertanian juga dapat ditempuh dengan hilirisasi. Subejo mencontohkan bahwa hilirisasi produk pertanian relatif tidak berhasil dengan harganya yang rendah dan jika tidak diolah, maka akan membusuk begitu saja.

"Saya membayangkan kalau pemerintah mendorong atau memfasilitasi investasi hilirisasi seperti membangun pabrik saus, pabrik pengeringan cabai sehingga jika terjadi oversupply produk bisa dihilirkan dan diindustrikan," urainya.

Menurut Subejo, perlu kajian yang mendalam terkait komoditas produk yang perlu dilakukan impor. Sehingga tidak bisa serta merta mengambil kebijakan penghapusan kuota impor.

"Dalam resiprokal ini memang harus dipikirkan secara matang mana produk-produk yang memang bisa dibuka dan yang justru harus diproteksi. Pasti prosesnya akan sangat panjang sehingga kebijakannya juga harus bertahap. Jangan sampai ide yang baik malah menghancurkan pertanian nasional," pungkasnya.

Buka Keran Impor

Baca Juga:Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajaran Kabinet Merah Putih untuk menghilangkan kuota impor dengan tujuan mempermudah pengusaha Indonesia, terutama yang bermitra dengan perusahaan global, dalam menjalankan usahanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak