"Selain itu, dalam pernikahan juga dibutuhkan kesehatan reproduksi dan pentingnya kesiapan ekonomi serta spiritual," tambahnya.
Program ini diharapkan menjadi langkah preventif yang efektif untuk mengurangi konflik rumah tangga dan perceraian sejak dini.
Dengan demikian, masyarakat dapat membangun keluarga yang harmonis, sakinah, mawaddah, dan warahmah.
"Harapannya program ini mampu menekan angka perceraian dan memperkuat pondasi keluarga agar lebih kokoh dan harmonis," ungkapnya.
Baca Juga:Kisah Heroik Sultan HB II untuk Jogja, Tokoh Muda Ini Dukung Beliau jadi Pahlawan Nasional
Dukungan terhadap ketahanan keluarga juga datang dari Teras Dakwah. Koordinator dan Pengawas Amida Teras Dakwah, Eka Juli, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalankan program Sekolah Ketahanan Keluarga berbasis Siroh Nabawiyah.
Program ini terbuka untuk umum dan bertujuan membekali masyarakat dengan ilmu membangun keluarga tangguh berdasarkan keteladanan Rasulullah SAW.
"Melalui pendekatan spiritual dan historis ini, kami berharap peserta memiliki pondasi yang kuat dalam membentuk keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah," ujar Eka.
Ia berharap, dengan sinergi antara pemerintah dan komunitas, program-program pembekalan pra nikah dapat menjadi solusi nyata dalam membangun keluarga tangguh di Kota Yogyakarta.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DI Yogyakarta, pada tahun 2023, Kota Yogyakarta mencatat 2 kasus perceraian.
Baca Juga:Land of Beauty 2025 Resmi Dibuka, Banjir Promo Menarik dan Aktivitas Seru!
Namun, angka ini tampaknya tidak mencerminkan keseluruhan realitas, mengingat laporan dari Pengadilan Agama Yogyakarta menunjukkan bahwa pada tahun 2022 terdapat 1.225 perkara perceraian, dengan 873 kasus cerai gugat dan 325 cerai talak.