Total penambahan lahan secara keseluruhan mencapai 581 bidang tanah dengan luasan mencapai 8,57 hektare.
"Kalau sesuai dengan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah [DPPT] itu ada 581 bidang [tambahan], tersebar di 11 Kalurahan," tandasnya.
Kapanewon Depok paling banyak terkena penambahan bidang tanah yakni mencapai 183 bidang. Disusul Kapanewon Kalasan 158 bidang tanah, Kapanewon Mlati 149 bidang tanah, Kapanewon Prambanan 50 bidang tanah, dan Kapanewon Gamping 41 bidang tanah.
Cakupan paling luas berada di Kapanewon Mlati yang mencapai 3,27 hektare penambahan lahan. Kemidian ada Kapanewon Kalasan 2,46 hektare, Kapanewon Depok 1,32 hektare, Kapanewon Gamping 0,98 hektare dan Kapanewon Prambanan 0,55 hektare.
Baca Juga:Proyek Tol Jogja-Solo: Penambahan Lahan 581 Bidang di Sleman dan Progres Konstruksi Sentuh 60 Persen
Penambahan Lahan Trihanggo (Januari–Februari 2025)
14 bidang tanah seluas kirakira 1,1hektare di Kalurahan Trihanggo, Gamping, Sleman, ditambahkan untuk trase Tol Jogja–Solo seksi 2 sebagai kompensasi kebutuhan infrastruktur tambahan dan pintu keluar-masuk.
Proses masih melalui sosialisasi dan konsultasi publik oleh Kantor Pertanahan Sleman
Status Pembebasan Lahan Seksi 2 (Trihanggo–Junction Sleman)
-Pertengahan 2024: Sebagian besar lahan telah dibebaskan, menyisakan beberapa bidang (2–5 bidang), biasanya masalah administratif seperti sertifikat digunakan sebagai agunan atau ahli waris belum jelas identitasnya.
Baca Juga:Helm Jatuh Picu Tabrakan di Sleman, Ini Tips Aman Berkendara di Situasi Ramai
-Desember 2024: Tinggal 1 bidang lahan hak milik yang belum terbayar karena ahli waris misterius, sehingga pembayaran dititipkan ke pengadilan (konsinyasi).
-Progres fisik saat ini sudah mencapai sekitar 20–46 persen, konstruksi sudah meliputi timbunan, bore-pile, box culvert, dan abutment. Namun konstruksi pada bidang yang belum bebas belum bisa dilanjutkan.