Leptospirosis Mengganas di Jogja: Kasus Meroket Hampir 100 Persen, Angka Kematian Tembus 31 Persen

Yogyakarta hadapi lonjakan leptospirosis (kencing tikus) di 2025, kasus naik 100% dengan kematian 31%. Dinkes belum tetapkan KLB karena pasien terlambat berobat

Budi Arista Romadhoni | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 11 Juli 2025 | 14:45 WIB
Leptospirosis Mengganas di Jogja: Kasus Meroket Hampir 100 Persen, Angka Kematian Tembus 31 Persen
Ilustrasi tikus penyebar infeksi Leptospirosis. Kasus di Yogyakarta mengalami peningkiatan signifikan. (Pexels)

Lana mengungkap fakta penting bahwa penularan leptospirosis tidak hanya mengintai mereka yang bekerja di lingkungan berisiko tinggi seperti sawah atau selokan. Gaya hidup dan hobi sehari-hari ternyata juga menjadi pintu masuk penularan.

"Dari 19 kasus itu juga sebenarnya pekerjaannya tidak berhubungan gitu ya, ada yang pekerjaannya di swalayan, tapi kemudian punya hobi mancing gitu ya," ujarnya.

Ia menambahkan, kasus juga ditemukan pada seorang pelajar yang baru saja mengikuti kegiatan luar ruangan seperti berkemah. Rentang usia penderita tahun ini pun sangat beragam, mulai dari remaja berusia 17 tahun hingga warga lanjut usia di atas 50 tahun, menunjukkan bahwa siapa saja bisa terinfeksi.

Baca Juga:Leptospirosis Renggut 3 Nyawa di Sleman, Dinkes: Segera Periksa Jika Alami Gejala Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak