Tanpa kesiapan ekosistem ini, janji pemerataan pendidikan hanya akan menjadi angan-angan.
"Pemerataan kualitas pendidikan itu seperti mimpi di siang bolong jika tidak diiringi dengan ekosistem pendidikan yang merata," tandasnya.
Kritik serupa juga ditujukan pada rencana sistem sekolah berasrama. Keberhasilan model ini, kata Endro, sangat bergantung pada peran guru yang tidak hanya mengajar lalu pulang.
Guru harus menjadi mentor yang tinggal di asrama dan menjadi teladan nyata bagi siswa.
Baca Juga:Konsesi Tambang Belum Terealisasi, LBH Muhammadiyah Tuntut Prabowo Lahirkan Kebijakan Kongkrit
"Guru membentuk role model yang konsisten, bukan sekadar sosok yang datang, mengajar terus pulang," tegasnya.
Di tengah fokus pemerintah pada STEM dan teknologi, Endro juga mengingatkan agar tidak melupakan peran vital pendidikan humaniora.
Menurutnya, kemajuan teknologi tanpa landasan kemanusiaan akan kehilangan arah.
Pendidikan bahasa, misalnya, melatih empati, pemikiran kritis, dan komunikasi—keterampilan dasar untuk membangun peradaban yang beradab.
"Tanpa humaniora, teknologi kehilangan arah kemanusiaannya. Saya ingin melihat bagaimana program ini benar-benar diterapkan," imbuhnya.
Baca Juga:Jelang Setahun Prabowo-Gibran, Aktivis 98 Siapkan 'Rapor Merah' dan Ultimatum Reshuffle
Kontributor : Putu Ayu Palupi