Bawaslu Kulon Progo Dorong Peran Perempuan untuk Politik yang Lebih Humanis

Ketua Bawaslu Kulon Progo dorong peningkatan peran aktif perempuan di politik. Sentuhan perempuan diharapkan wujudkan politik yang lebih santun dan inklusif.

Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 28 September 2025 | 22:44 WIB
Bawaslu Kulon Progo Dorong Peran Perempuan untuk Politik yang Lebih Humanis
Ilustrasi politik (pixabay.com/WOKANDAPIX)
Baca 10 detik
  • Politik di Indonesia masih ramah untuk perempuan
  • KPU Kulon Progo keterlibatan perempuan dalam politik harus lebih baik di 2029 nanti
  • Peran perempuan lebih banyak mengadvokasi di kalangan masyarakat 

SuaraJogja.id - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Kulon Progo, Marwanto, menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam politik dan tata kelola pemerintahan.

Ia menilai, sudah saatnya perempuan tampil lebih aktif di panggung politik di tengah dinamika yang terus berkembang saat ini.

“Maskulinitas politik di Indonesia perlu diakhiri. Perempuan harus lebih percaya diri untuk memaksimalkan perannya, sehingga politik dan pemerintahan bisa tampil dengan wajah yang lebih lembut dan humanis,” ujar Marwanto dikutip dari Antara, Minggu (28/5/2025).

Menurutnya, politik di Indonesia sering kali dipersepsikan keras, bahkan tak jarang disertai perilaku brutal, seperti demonstrasi yang berujung pada penjarahan rumah pejabat.

Baca Juga:Profil Ni Made Dwipanti Indrayanti: Sekda DIY Perempuan Pertama di Jogja yang Sarat Prestasi

Selain itu, maraknya kasus korupsi yang dilakukan oleh politikus papan atas dan diberitakan di berbagai media semakin memperkuat kesan negatif dunia politik.

"Dengan hadirnya sentuhan perempuan, wajah politik Indonesia bisa lebih berkarakter feminim, santun, dan jauh dari stigma buruk yang selama ini melekat," tambah Marwanto, yang juga pernah menjabat Komisioner KPU Kulon Progo selama dua periode.

Ia menegaskan, peran perempuan dalam pemerintahan tidak hanya berhenti pada momentum pemilu atau pilkada saja.

Justru setelah pemilu selesai, perempuan harus aktif mengawal jalannya pemerintahan agar tetap berjalan sesuai aspirasi rakyat.

"Demokrasi itu sebuah siklus. Ada tiga fase penting, yakni let’s vote saat pemilu, let’s voice ketika pemerintahan terbentuk, dan let’s choice sebagai bentuk evaluasi. Pada masa let’s voice inilah rakyat, khususnya perempuan, tidak boleh diam, tetapi harus menyuarakan aspirasi masyarakat," jelasnya.

Baca Juga:Jazz Maut Yogyakarta: Usai Dugem, Penumpang Mabuk Tabrak Motor, 2 Wanita Kabur

Marwanto menambahkan, tokoh perempuan memiliki posisi strategis sebagai penggerak dan pengadvokasi aspirasi masyarakat.

Dengan peran aktif perempuan, diharapkan politik Indonesia akan lebih menampilkan wajah yang inklusif, beretika, dan menjunjung tinggi kerukunan sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini