SuaraJogja.id - Merebaknya kasus antraks di Gunungkidul dalam tiga bulan terakhir menghantam penjualan daging sapi dan kambing di wilayah ini. Penjualan daging di area Gunungkidul terpukul dan hingga saat ini tak kunjung pulih sebelum adanya kasus antraks di wilayah tersebut.
Sepinya pembeli daging terlihat di area penjualan daging di Pasar Argosari, Wonosari. Area di lantai 2 pasar terbesar di Gunungkidul ini terlihat begitu suram pada Kamis (20/02/2020). Sebagian besar lapak kosong melompong. Hanya sebagian kecil pedagang yang masih menggelar dagangannya, itupun jumlahnya sedikit.
Ketika ditemui di lapaknya, wajah Waginem (64) nampak muram. Hal tersebut menunjukkan bagaimana hasil penjualan hari itu, masih minim. Tumpukan daging masih terlihat di meja lapaknya karena yang terjual sejak pagi hari memang masih sedikit.
"Sepi mas, pembelinya turun drastis. Masyarakat masih takut untuk membeli daging karena takut terkena antraks," katanya, Kamis (20/2/2020).
Baca Juga: Nyawa Taruhannya, Misteri di Balik Sakralnya Kampung Pitu Gunungkidul
Ia heran dengan keadaan sekarang ini karena daging yang digelarnya cukup sehat. Waginem mengklaim daging yang ia pilih berasal dari sapi yang sehat dan bebas penyakit seperti Antraks. Persediaan daging ia ambil dari Kecamatan Semanu sehingga ia mengetahui kondisi sapi hidup dan tempat pemotongannya.
Tak hanya daging sapi, Waginem juga menyediakan daging kambing. Jika biasanya ia mengambil sebanyak 2 kg daging kambing, saat ini stok yang ia sediakan hanya sebanyak 1 kg. Ia khawatir jika mengambil dalam jumlah banyak, maka tidak semuanya laku.
"Sejak ada isu Antraks pembelinya sepi. Banyak yang memilih menutup lebih cepat atau tidak berjualan sama sekali," tuturnya.
Waginem telah berusaha keras menjaring rejeki dari berjualan daging sapi dan kambing. Ia bersama pedagang yang lain berjualan di Pasar Argosari sejak pukul 03.00 WIB dini hari hingga siang hari. Dulu sebelum isu anthraks merebak, ia sudah pulang ke rumah pukul 10.00 atau 11.00 WIB.
"Sekarang bisa sampai jam 2 (siang) pernah sampai jam 4 (sore)," keluhnya.
Baca Juga: Kunjungan Turis Mancanegara di Pantai Timang Gunungkidul Anjlok 50 Persen
Sekretaris Disperindag Gunungkidul Virgilio Soriano mengakui kencangnya isu antraks di wilayahnya memang membuat masyarakat peminat daging sapi dan kambing menurun. Hingga saat ini penjualan daging sapi masih belum stabil kembali seperti sedia kala sebelum adanya antraks di wilayah ini.
Berita Terkait
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
-
Rans Nusantara Hebat Gulung Tikar, Raffi Ahmad dan Kaesang Kena Sentil: Bisnis Bangkrut Kok Tambah Kaya?
-
3 Gempa Berkekuatan Lebih dari Magnitudo 5 Guncang Indonesia Kurang dari Sehari
-
Kenali Ciri-Ciri Rip Current, Arus Kuat Pantai Drini yang Seret Belasan Siswa SMP Mojokerto
-
Daftar Nama Korban Siswa SMP 7 Mojokerto yang Terseret Ombak Pantai Drini Gunungkidul
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
Terkini
-
Kilas Gunungkidul: Kecelakaan Maut Terjadi Selama Libur Lebaran, Seorang Anggota Polisi Jadi Korban
-
Malioboro Mulai Dipadati Wisatawan Saat Libur Lebaran, Pengamen Liar dan Perokok Ditertibkan
-
Urai Kepadatan di Pintu Masuk Exit Tol Tamanmartani, Polisi Terapkan Delay System
-
Diubah Jadi Searah untuk Arus Balik, Tol Jogja-Solo Prambanan-Tamanmartani Mulai Diserbu Pemudik
-
BRI Lestarikan Ekosistem di Gili Matra Lewat Program BRI Menanam Grow & Green