SuaraJogja.id - Bila maut datang, siapapun tak dapat mengelak, demikian pula yang terjadi kepada siswa SMP N 1 Turi, Sleman yang hanyut saat melakukan susur sungai Sempor. Tercatat ada sebanyak 10 siswa yang meninggal dalam tragedi tersebut.
Lokasi susur sungai yang berakhir dengan tragedi memilukan tersebut nyatanya nyaris jadi tujuan sekolah swasta, SMPIT Abu Bakar Fullday School Miliran saat menggelar kegiatan perkemahan di Jagakarong Camping Ground, Kembangarum, Turi. Ya, dalam jadwalnya, sekolah tersebut rencananya akan menggelar perkemahan yang juga diikuti agenda susur sungai Sempor dimulai dari Jumat hingga Minggu (21-23/2/2020).
Seorang Guru Pendamping Lapangan, Muhammad Fathi menjelaskan, pada saat kejadian siswi SMPN 1 Turi hanyut [Jumat], sekolah sedang memasuki hari pertama kemah di Turi.
Pada saat berita laka air itu muncul, para wali siswa heboh, mengingat lokasi perkemahan siswa Abu Bakar berada tak jauh dari SMP N 1 Turi.
"Kami di lokasi bersyukur, kalau seandainya kami maju satu hari kemahnya, mungkin kami yang jadi korban. Pada hari kedua, kami ada rencana susur sungai," ujarnya, kala dihubungi SuaraJogja.id, Minggu (23/2/2020).
Sebelumnya pihak sekolah menilai cuaca dan situasi alam terhitung aman. Namun pembina tetep mempertimbangkan cuaca. Prinsipnya, kalau hujan, kegiatan hanya di camping ground.
"Susur sungai auto gugur karena hujan, plus peringatan dari kejadian itu [siswi SMP N 1 Turi hanyut]. Acara tetep jalan, kemping tetap, cuma difokuskan di area camping saja, pendopo dan musala," ujarnya.
Selain itu, pembina juga mengubah agenda susur sungai menjadi jelajah alam dalam bentuk susur jalan kampung.
"Anak-anak [siswa SMP IT Abu Bakar Fullday School Miliran] tidak dikasih tahu soal kejadian itu, untuk menjaga psikologis anak. Baru dikasih tahu tadi siang pas penutupan kemah. Sekaligus salat gaib buat korban, kata pembinanya, sebagai bentuk solidaritas sesama pramuka," kata dia seraya meniru ucapan pembina.
Baca Juga: Guru PNS SMPN 1 Turi Jadi Tersangka, Bupati Sleman: Hormati Proses Hukumnya
Fathi mengaku sempat melihat banyak mobil SAR, Kepolisian, BPBD yang berjajaran. Selanjutnya langsung mengirimkan unggahan warning ke dalam grup percakapan internal sekolah.
"Pembina juga fleksibel dan memang mempertimbangkan hujan, selalu bilang ke anak-anak kalau caraka malam dan jelajah alam, lihat cuaca. Kalau hujan, tidak diadakan. Kepala sekolah juga langsung kasih komando, kalau besok hujan tidak usah jelajah alam," ujarnya.
Respon pertama kala mengetahui laka air itu, Fathi mengaku kaget karena lokasi kejadian begitu dekat dengan lokasi acara siswanya.
"Semua kuasa Allah dan bersyukur masih diberi keselamatan. Anak-anak sekitar 120 orang sudah pulang tadi siang, sekitar pukul 13.15 WIB," ucapnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Rudy Sempat Dapat Kode Sebelum Temukan Korban Terakhir Susur Sungai Sempor
-
Mimpi Yasinta Pakai Sepatu Baru Pupus Usai Tragedi Susur Sungai Maut
-
Ini Cerita Darwanto, Sosok Viral saat Selamatkan Siswa SMPN 1 Turi Hanyut
-
Begini Canggihnya Kapal Sonar BPBD Bantul yang Bantu Cari Siswa Hanyut
-
Dua Tahun Tak Ketemu, Prasetyo Dapati Zahra Jadi Korban Susur Sungai Sempor
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Tak Terdampak Erupsi Semeru, Bandara Adisutjipto Pastikan Operasional Tetap Normal
-
AI Anti Boros Belanja Buatan Pelajar Jogja Bikin Geger Asia, Ini Kecanggihannya!