SuaraJogja.id - Meski lebih rendah dibanding pekan lalu, harga gula pasir di Kota Yogyakarta dinilai masih cukup tinggi. Di sejumlah pasar tradisional di Jogja, rata-rata harga gula pasir bertahan hingga di atas harga eceran tertinggi, yaitu antara Rp13.500 hingga Rp15.000 per kilogram untuk gula Madukismo.
"Untuk di Pasar Beringharjo dijual pada kisaran harga Rp13.500 per kilogram, sedangkan di pasar lain bervariasi antara Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram," kata Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogyakarta Adhy Pradana di Yogyakarta, Jumat (28/2/2020).
Kendati masih bertahan pada harga jual di atas harga eceran tertinggi, yaitu Rp12.500 per kg, tetapi menurut Adhy, harga jual gula pasir tersebut sudah lebih rendah dibanding pekan lalu, yang sempat mencapai Rp16.000 per kg.
Ia mengatakan, harga jual gula pasir lokal di tingkat pedagang pasar tradisional tersebut naik karena harga dari distributor juga sudah mengalami kenaikan, yaitu sekitar Rp12.500 per kg.
"Pedagang biasanya membeli satu karung gula pasir, 50 kg, dari distributor. Harga dari distributor sudah naik menjadi sekitar Rp12.500 per kg, sehingga mau tidak mau pedagang juga harus memberi margin harga supaya ada keuntungan yang masuk. Otomatis, harga jual ke konsumen naik," jelasnya pada ANTARA.
Sebelum mengalami kenaikan, harga jual gula dari distributor sekitar Rp11.000 hingga Rp11.500 per kg, sehingga pedagang di pasar tradisional bisa menjual dengan harga Rp12.500 per kg atau sesuai harga eceran tertinggi.
Meski begitu, Adhy memastikan, persediaan gula pasir untuk memenuhi kebutuhan konsumen tetap mencukupi. Gula pasir yang dijual di pasar tradisional di Kota Yogyakarta rata-rata berasal dari Madukismo Bantul.
"Kenaikan harga juga dimungkinkan karena saat ini belum musim panen tebu, sehingga bahan baku untuk pembuatan gula berkurang," tamabhnya, menyebut harga gula pasir di toko modern masih berkisar Rp12.500 per kg.
Adhy melanjutkan, kebutuhan gula pasir lokal juga mengalami kenaikan karena gula rafinasi untuk kebutuhan industri tidak tersedia dalam dua bulan terakhir.
Baca Juga: Honda Pertimbangkan Boyong City Hatchback Masuk Indonesia
"Banyak yang kemudian beralih ke gula pasir lokal meskipun harganya lebih mahal sehingga produksi dikurangi," katanya.
Sementara itu, harga bahan kebutuhan pokok lain yang juga sempat mengalami kenaikan cukup tinggi di awal musim hujan adalah cabai rawit merah, tetapi kini sudah mulai kembali normal, yaitu dijual pada kisaran harga Rp25.000 per kg dari harga Rp40.000 per kg.
"Untuk bawang putih, masih dijual pada kisaran harga Rp40.000 hingga Rp42.000 per kg, tetapi persediaannya mencukupi," terang Adhy.
Pihaknya mengaku, setiap pekan rutin memantau harga bahan kebutuhan pokok sebanyak dua kali.
Berita Terkait
-
Harga Gula Pasir di Pasar Tradisional Gunungkidul Merangkak Naik
-
Stok Kosong, Pedagang di Bantul Kesulitan Redam Kenaikan Harga Gula Pasir
-
Keinginan Tak Kesampaian, Siswi SD dan SMP Nekat Gasak Motor Tetangga
-
Beralasan Tangkap Pelaku Klitih, Acil Aniaya Pelajar Jogja
-
Warga Muja Muju Jadi Korban, Polisi Kejar Penjambret Modus Tanya Alamat
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
Terkini
-
Kritik Tajam MPBI DIY: Pemerintah Disebut Pakai Rumus Upah yang Bikin Buruh Gagal Hidup Layak
-
Pemkot Yogyakarta Targetkan 100 Rumah Tak Layak Huni Selesai Direnovasi Akhir Tahun 2025
-
Trah Sultan HB II Ultimatum Inggris! Ribuan Manuskrip Geger Sepehi 1812 Harus Dikembalikan
-
Terdesak Utang Pinjol, Pemuda di Sleman Nekat Gasak Laptop di Kos-Kosan
-
Faber Instrument: UMKM Kayu Jati Cianjur yang Sukses Tembus Pasar Global Berkat Dukungan BRI