Menguatkan keluarga di tengah pandemi juga diupayakan dengan memperbesar rasa saling percaya. Pun orang tua melibatkan anak dalam memecahkan permasalahan yang ada.
"Misalnya anggota keluarga berdisksusi bagaimana untuk menghadapi pandemi virus corona," katanya.
Sementara pondasi terdiri dari tiga pondasi yakni prinsip keadilan, prinsip kesalingan seperti saling memberi, saling menjaga, dan prinsip keseimbangan, misalnya adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban hingga keseimbangan antara pribadi dan warga negara.
Berangkat dari amalan bangunan keluarga ini, hasil yang akan diperoleh nantinya adalah ketahanan keluarga yang memiliki suasana tentram dan penuh kasih sayang.
Baca Juga: Peneliti ICW Ungkap Alasan Anggaran Dana Desa Marak Dikorupsi
Tak hanya keluarga itu sendiri, desa juga memiliki peran penting untuk menciptakan ketahanan keluarga. Desa dianggap sebagai komunitas yang perlu memberikan program-program, menghadirkan lingkungan yang kondusif untuk para keluarga.
Selama ini, beber Alissa, banyak hal-hal struktural dalam masyarakat yang belum cukup kuat untuk mendorong pemberdayaan keluarga. Diantaranya, budaya komunal seperti normalisasi perkawinan anak, justifikasi praktek beragama, hingga budaya patriarkal.
Menjawab tantangan ini, Alissa menyebut perlunya mendesain ulang dalam upaya pembangunan ketangguhan keluarga yang mana dibagi ke tiga tingkat yakni tingkat tata nilai, tingkat redesain sistem sosial, dan tingkat program.
Dalam tingkat re-desain sistem sosial misalnya, masyarakat dapat mengupayakan langkah-langkah seperti akses perempuan terhadap pendidikan dan pengambilan kebijakan desa, hingga adanya kelompok-kelompok yang berperan mengedukasi soal isu-isu keluarga.
Selanjutnya, pemerintah desa dapat membuat program-program yang mendukung ketahanan keluarga seperti bimbingan perkawinan, penguatan pengelolaan ekonomi keluarga, hingga inovasi peningkatan pendidikan.
Baca Juga: Demi Berantas Korupsi, Frans Maniagasi Sebut Papua Butuh Pendampingan
"Keluarga bisa lebih tangguh, semuanya dimulai dari desa," tandasnya.
Berita Terkait
-
Mirip UU Ciptaker, Alissa Wahid Curiga RUU TNI Digeber Jelang Lebaran: Kalau Diam-diam, Itikad Apa?
-
Revisi UU TNI Bisa Legalkan Penggunaan Senjata di Ruang Sipil, Alissa Wahid: Ini Berbahaya!
-
Jaksa Agung Sebut Tersangka Korupsi Tata Kelola Minyak Pertamina Bisa Dijerat Hukuman Mati
-
Kasih Cak Imin Nilai Minus Satu, Putri Sulung Gus Dur Beri Jawaban Tak Terduga
-
Alissa Wahid: Pagar Laut Tangerang, Bukti Nyata Korupsi dan Penyalahgunaan Wewenang
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk
-
Update Tol Jogja-Solo usai Lebaran: Pilar Tol Mulai 'Nampak', Tapi Pembebasan Lahan Masih Jadi PR
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik