SuaraJogja.id - Istri Bupati Sleman Sri Purnomo, Kustini Sri PUrnomo, resmi mendaftar Pilkada Sleman 2020 di kantor KPU Sleman bersama pasangan bakal calon wabup pendampingnya, Danang Maharsa, Jumat (4/9/2020).
Pada kesempatan itu, Sri Purnomo (SP), hadir mendampingi Kustini. Lagi-lagi ditanya oleh wartawan menyoal dugaan politik dinasti, SP membantahnya.
"Ini istri kan diminta sebagian masyarakat khususnya dari PDI P, PAN, dan Demokrat. Diberi amanah supaya maju, saya lihat itu bukan dinasti," ungkapnya.
Sekali lagi SP menjelaskan, kalau memang bentuknya kerajaan, maka harusnya diberikan secara turun-menurun tanpa adanya pilihan lain.
"Kan ini pilihan ditentukan dengan jumlah orang 800.000 lebih. Artinya, kami 1 keluarga hanya 4 orang, dibandingkan dengan 800.000 lebih akan dikompetisikan. Ndak ada nepotisme," ucap SP.
Menurut SP, ada kemungkinan Kustini dan Danang bisa menang, sehingga bila ada orang memandang itu dinasti, maka pihak-pihak tersebut telah terusik dengan keberadaan itu.
"Istri saya diminta oleh sebagian masyarakat untuk maju. Awalnya kan tidak mau maju. Akhirnya dipikirkan dan dapat masukan, akhirnya maju ke Sleman satu," tuturnya.
SP juga tak ambil pusing melihat Sri Muslimatun, wakil bupatinya, maju menantang sang istri karena pemerintahan terus berjalan, meskipun Muslimatun mencalonkan diri. Bahkan tidak ada jarak di antara mereka berdua, ketika rapat tetap bekerja bersama.
"Ada saatnya kita berkompetisi, ada saatnya kita bersama membangun sleman. Sekarang kompetisi kan istri saya dengan Danang dan Bu Muslimatun dengan kader yang lain," terangnya.
Baca Juga: Tak Jadi Hari Ini, Paslon Mulia Berencana Daftar Pilkada Sleman Sabtu Besok
Ia berharap, istrinya, yang sudah maju, bisa memenangkan Pilkada 2020 dengan lebih dari 50% suara.
"Selama ini kan saya punya kapasitas sendiri, istri saya juga. Ketika ia bekerja dengan PKK dan organisasi lainnya, mereka kan berjalan sendiri. Kalau disini ada yang mengatakan dinasti atau boneka, nanti kita buktikan dengan bagaimana nanti melaksanakan Sleman," kata dia.
SP juga menegaskan, ia tidak akan menggerakkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan sudah membuat aturan.
"ASN di Sleman cerdas semuanya, jadi mereka akan memilih yang mereka anggap bisa melaksanakan. Bisa ditanya ke ASN, apakah saya pernah memberikan tekanan atau mengarahkan. Sanksinya sudah ada seperti yang ada di aturan," terangnya.
SP menegaskan, ia datang ke KPU Sleman sebagai suami Kustini, teman hidup Kustini 'seatap sedapur sekasur'.
"Saya juga tidak memakai mobil pemerintahan dan sopir PnS saya. Ini membuktikan saya bisa membedakan tugas sebagai pemerintah dan sebagai pribadi," ucapnya.
Berita Terkait
-
Tak Jadi Hari Ini, Paslon Mulia Berencana Daftar Pilkada Sleman Sabtu Besok
-
Pakai Batik Salak Parijoto, Kustini-Danang ke KPU Diiringi Pasukan Merah
-
Lagi, Bawaslu Sleman Temukan Kekeliruan Data Pemilih
-
Curhat Dikejar-kejar Agenda Rapat, Bupati Sleman Didoakan Netizen
-
Bawaslu Umumkan Deretan Kerawanan Pelanggaran Pilkada di Masa Pendaftaran
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta