Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 13 Oktober 2020 | 08:15 WIB
GKR Hayu saat ditemui di sela pembagian santunan kepada 200 pekerja informal yang terdampak demo ricuh beberapa waktu lalu di Gedung DPRD DIY, Senin (12/10/2020). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Puteri keempat Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X, GKR Hayu menyesalkan terjadinya kerusuhan saat unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di DIY pada Kamis (08/10/2020) lalu. Aksi anarkis tersebut merugikan banyak pihak dan menjadi preseden buruk bagi DIY.

"Kalau saya pribadi, menyampaikan aspirasi kan ada aturannya. Sebenarnya [unjuk rasa] sudah ada kebebasannya juga, tapi ketika itu jadi merugikan orang yang katanya ingin dilindungi, itu kok tidak pantas," ungkap Hayu usai pemberian santunan pada 200 korban kerusuhan unjuk rasa Omnibus law di Kantor DPRD DIY, Senin (12/10/2020) sore.

Namun aksi anarkis tersebut, menurut Hayu ternyata tidak menyurutkan kebersamaan warga. Hal ini terbukti dari  warga DIY yang bergotong royong membersihkan berbagai kerusakan pasca kerusuhan. 

Kebersamaan itu menunjukkan keistimewaan warga DIY. Dalam memerangi kerusuhan, warga punya cara yang santun untuk berpartisipasi melindungi kota ini.

Baca Juga: Kolaborasi dengan Relawan, dr Tirta Lakukan Aksi Razia Perut Lapar di Jogja

Apalagi banyak pihak yang kemudian ikut membantu para korban kerusuhan. Para pedagang yang lapaknya hancur akibat kerusuhan tersebut dapat terbantu meski tak seberapa dibandingkan omzet mereka sehari-hari.

"Kebersamaan warga Jogja kelihatan sekali setelah ada kejadian [kerusuhan] ini. Kalau terhadap pelaku [kerusuhan] semoga tertangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku," jelasnya.

Sementara Sekda DIY, Baskara Aji mengungkapkan, Pemda menyiapkan anggaran sekitae Rp150 juta untuk perbaikan fasilitas publik yang rusak saat kerusuhan unjuk rasa Omnibuslaw. Anggaran tersebut akan dipakai untu memperbaiki fasilitas umum di Kantor DPRD DIY, kawasan Malioboro hingga Kotabaru.

"Ini baru dihitung oleh dinas PU (pekerjaan umum). Sepanjang jalan Malioboro, kantor DPRD dan Kotabaru," jelasnya.

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengapresiasi santunan yang diberikan kali ini dibagikan ke 200 pekerja di sektor informal seperti pedagang kaki lima, tukang parkir, tukang becak dan buruhyang kehilangan mata pencaharian sekurangnya selama dua hari. Banyak diantara mereka menderita kerugian berupa rusaknya perlengkapan usaha karena aksi anarkis sejumlah oknum pengunjuk rasa.

Baca Juga: Kenang Studio Lama di Jogja, Erros Sheila On 7 dan Artis Lainnya Buat Lagu

Bantuan berupa paket bantuan sembako, obat-obatan dan masker. Selain itu santunan kecil kepada para pekerja yang terdampak amuk massa perusuh. Momentum ini diharapkan menjadi kebangkitan gerakan pemulihan ekonomi agar menjadi lebihtangguh dan maju pasca didera berbagai situasi akibat pandemi COVID-19.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More