Nur mengatakan, rumah paling belakang berbentuk limasan memiliki cagak atau tiyang 14 cm. Rumah limasan tersebut berukuran 18×12 meter persegi dengan tiang setinggi 3,10 meter dan sekelilingnya berdinding kayu atau sering disebut gebyok.
"Di bagian belakang ini berfungsi tempat tidur ayah saya Mujono. Di dalamnya ada Gladak atau kotak berukuran 1,5 x2,5x1,25 meter yang berfungsi sebagai tempat menyimpan gabah hasil panenan," terangnya.
Rumah limasan bagian tengah merupakan warisan dari canggahnya, yaitu So Setiko. Namun tahun berapa diturunkan ke kakeknya Kromo Sentono ia tidak memahami, dan tahun 1952 kemudian diwariskan ke Wiryo Sentoro atau bapak dari Mujono, 1980 kepada Wiryo Sentono. Karena Mujono 'disendirikan', maka limasan tersebut didirikan Padukuhan Gebang tahun 1991.
Rumah paling depan berbentuk Joglo Tumpang 5 dan merupakan warisan yang sama dengan rumah paling belakang. Ukuran soko tiangnya adalah 15 cm dengan luas 12 x 9 meter persegi dan tinggi 3,5 meter.
Baca Juga: Uniknya Kampanye para Peserta Pilkada Gunungkidul, Ada yang Datangi Hajatan
Pemilik rumah, Mujono, mengaku sebenarnya tidak begitu sulit merawat rumah tua tersebut. Untuk membersihkan dinding kayu kuno tersebut memang membutuhkan ramuan khusus. Dan sejak turun temurun, keluarga ini memiliki ramuan berupa cengkeh dicampur dengan tembakau direndam dalam air bersama gedebog (batang) pisang.
"Merendamnya tiga hari tiga malam. Biar mengendap dulu,"paparnya.
Ramuan tersebut lantas diusapkan ke dinding kayu yang sudah dipelitur tersebut. Hasilnya, selain awet dan bersih, dinding kayu yang sudah diusap rendaman tersebut menjadi semakin bersinar dan aslinya sangat tampak. Dan untuk lantai cukup disapu tiap 3 hari sekali.
Karena leluhurnya telah melaksanakan laku prihatin dengan membangun belasan Joglo untuk keturunan mereka, Mujonopun meniru leluhurnya. Ia kini juga mengumpulkan joglo-joglo lain di rumahnya. Bulan lalu, ia baru saja memindahkan dan mendirikan joglo milik besannya ke kompleks joglo miliknya.
Terpisah, Kepala Desa Ngloro Heri Yuliyanto mengatakan, di wilayah yang berada di bawah kepemimpinannya itu, beberapa waktu lalu terdapat 6 yang mendapat predikat cagar budaya. Dimana tersebar di Padukuhan Gebang, Pringsurat, Karangnongko dan beberapa lainnya. Hal itu disambut baik oleh pemerintah desa, pasalnya dengan demikian tingkat jual beli rumah Joglo dapat ditekan.
Baca Juga: Pedagang Angkringan Jadi Korban Pelecehan Seksual, Pelaku Pelanggan Lama
"Ini merupakan potensi yang dimiliki, sebagian besar warga sini sudah sadar untuk melestarikannya. Kami sangat mendukung tentunya, ada puluhan yang dinilai, namun baru 6 yang lolos," ucap dia.
Berita Terkait
-
Cara Menghitung Hari Baik Pindah Rumah Menurut Primbon Jawa Supaya Penuh Keberuntungan
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
-
Harga Rumah Anies Baswedan, Blak-blakan Sengaja Tak Pasang Pagar demi Tetangga
-
Beda Cara Jokowi dan Anies Baswedan Berbaur dengan Warga: Open House vs Izinkan Kondangan di Rumah
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
Terkini
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital
-
Deadline Penggusuran di Depan Mata, Warga Lempuyangan Lawan PT KAI: "Bukan Asetmu, Ini Tanah Kami
-
Viral, Foto Pendaki di Puncak Gunung Merapi Bikin Geger, Padahal Pendakian Ditutup
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan
-
Pemda DIY Ngebut Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Miskin Bisa Sekolah Juli 2025