SuaraJogja.id - Sebagai salah satu garda terdepan penanganan Covid-19, tak sedikit dari para dokter yang dihadapkan pada situasional tak terduga.
Hal ini seperti yang dialami oleh Ketua Tim Covid-19 RSA UGM, dokter Siswanto.
Ia mengaku kerap menerima panggilan bahkan curhatan saat merawat pasien di ruang isolasi.
Kepada SuaraJogja.id, ia bercerita tak sedikit di antara para pasien yang mengalami situasi bingung, galau dan penat. Tak ayal dokter lah yang kerap jadi tumpahan hati, baik dari pasien hingga keluarga pasien.
"Pernah waktu itu ada ibu anak positif Covid-19 dan dirawat di RSA UGM. Kebetulan suaminya ikut tertular namun gejalanya ringan. Akhirnya suami ibu ini karantina mandiri di rumahnya," ujar Siswanto ditemui di RS setempat beberapa waktu lalu.
Siswanto melanjutkan setelah beberapa hari suami tersebut perawatan mandiri, dia mengalami gejala yang berubah parah. Ketika dirujuk ke RSA UGM ruangan penuh sehingga dilarikan ke RS lain.
"Saat ditempatkan di RS lain, kondisinya malah menurun. Akhirnya suami ini meninggal karena Covid-19," kata dia.
Mendengar suaminya meninggal, sang istri tak kuasa menahan sedih. Siswanto yang selalu memeriksa kondisi pasien itu ikut merasakan kesedihan mereka.
"Saya ikut menangis waktu itu. Karena kondisi sudah sangat parah dan akhirnya suami ini meninggal. Sekeluarga tentu sedih dan saya merasakan itu," tambah dokter yang merupakan spesialis penyakit dalam tersebut.
Baca Juga: Sultan Santai Tanggapi Rekor 74 Kasus Covid-19 di DIY: Kita Adaptasi Saja
Tidak hanya satu pasien, pasien lainnya juga pernah menceritakan kesedihannya saat dinyatakan positif Covid-19. Ketika itu, pasien adalah seorang wanita yang dirawat di RSA UGM yang datang dari Jakarta. Siswanto tak menceritakan begitu detail untuk menjaga privasi pasien.
"Dia dirawat dan sudah sembuh. Pasien ini sudah berkeluarga dan kembali ke Jakarta. Namun suaminya yang ada di Jakarta terinfeksi virus Covid-19 dan meninggal," ujar dia.
Pasien wanita sengaja ingin menemui suami yang ada di Jakarta dengan mengendarai mobil seorang diri. Di tengah perjalanan itu, ia menelepon Siswanto.
"Dia dapat kontak saya dari teman kenalannya dan menghubungi saya. Dia menceritakan bagaimana kondisi saat itu. Saya mencoba menenangkan dirinya saat itu," ungkap dia.
Bagi Siswanto situasi-situasi tak terduga tersebut merupakan hal biasa yang harus dihadapinya di tengah penanangan Covid-19. Hal tersebut bahkan tak menjadi kendalanya dalam bertugas.
Kerap meriang
Tag
Berita Terkait
-
Ada 40 Kasus Baru Positif Covid-19 di DIY, Mayoritas dari Bantul
-
Kasus Covid-19 di DIY Tambah 35 Pasien Baru, Sleman Masih Terbanyak
-
Kasus Positif Covid-19 di DIY Bertambah Lagi, Diantaranya ASN Dishub DIY
-
Tambah 20 Kasus Baru, 4 Pasien Positif COVID-19 di DIY Meninggal Dunia
-
Tambah 20 Kasus Baru, Pasien COVID-19 di DIY Tembus 2.519 Orang
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Liburan Akhir Tahun di Jogja? Ini 5 Surga Mie Ayam yang Wajib Masuk Daftar Kulineranmu!
-
Jelang Libur Nataru, Pemkab Sleman Pastikan Stok dan Harga Pangan Masih Terkendali
-
Waduh! Ratusan Kilometer Jalan di Sleman Masih Rusak Ringan hingga Berat
-
Dishub Sleman Sikat Jip Wisata Merapi: 21 Armada Dilarang Angkut Turis Sebelum Diperbaiki