SuaraJogja.id - Sejumlah pedagang klithikan yang biasa berjualan di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Pedukuhan Babadan, Kalurahan Bantul, Kapanewon Bantul dan Jalan Moh Yamin, Pedukuhan Kurahan, Kalurahan Bantul, Bantul mendapat penolakan warga.
Pasalnya, para pedagang yang setiap pasaran Kliwon itu membuka lapak dadakan di sepanjang jalan dianggap menimbulkan kerumunan dan menutup akses jalan.
Pedagang klitihikan yang sudah belasan tahun berjualan di lokasi tersebut memang mendapat penolakan untuk berjualan di dua pedukuhan.
Kendati demikian, pedagang di Jalan Gatot Subroto, yang masuk ke Pedukuhan Mandingan, Kalurahan Ringinharjo, Bantul masih diperbolehkan berjualan.
Baca Juga: Ngaku Jual Pepaya, Isi Mobil Pedagang Ini Buat Warganet Geleng Kepala
Salah seorang warga Mandingan, Wiwit, menerangkan, penolakan tersebut ramai diperbincangkan sejak Senin (4/1/2021). Beberapa pedagang mendatangi lokasi untuk memperjelas keberadaannya bersama warga setempat dan didampingi aparat serta Satpol PP.
"Kemarin itu ada semacam mediasi, jadi pedagang ini kan lima hari sekali berjualan di wilayah kami. Mereka beroperasi dari pukul 05.30-12.00 WIB. Namun sejak kemarin, ada warga yang menolak lokasinya dijadikan tempat jualan," ujar Wiwit, ditemui wartawan di Jalan Gatot Subroto, Selasa (5/1/2021).
Ia melanjutkan, alasan warga menolak adanya transaksi jual beli karena menimbulkan kerumunan, apalagi di tengah situasi seperti pandemi Covid-19 ini.
"Alasan warga [yang menolak] karena ada kerumunan. Ditakutkan menjadi media penyebaran virus," kata dia.
Wiwit merupakan warga yang tak mempermasalahkan keberadaan pedagang klithikan di depan rumahnya. Sebab selama dia tinggal di wilayah Mandingan, pedagang juga mengikuti aturan dan tidak membuat keributan.
Baca Juga: Setiap Hari Harga Tahu Naik Rp100 di Palembang, Pedagang Kebingungan
"Saya akui saya juga membuka usaha angkringan di rumah. Jadi saya juga mendapat hasilnya. Memang Jalan Gatot Subroto ke selatan [masuk pedukuhan Mandingan] ini hanya sedikit rumah warga, tetapi di wilayah Pedukuhan Kurahan [Jalan Moh Yamin ke timur] banyak rumah warga," kata dia.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Lowongan Kerja Seret, Orang RI Lebih Pilih Bekerja Informal dengan Jualan Makanan dan Minuman Ringan
-
Dunia Pendakian Kehilangan Mbok Yem: Ini 5 Menu Andalan Warung Legendaris di Puncak Lawu
-
Pedagang Buah Keliling di Cikarang Ini Ternyata Spesialis Maling Motor, Pak RT Jadi Korbannya
-
Jualan Bakso dengan Gerobak? Sorry, di Kalimantan Sudah Pakai Avanza!
-
Libatkan Istri jadi Tukang Palak, Preman Pemeras Tukang Sayur di Bekasi Ternyata Budak Narkoba
Terpopuler
- Selamat Datang Shin Tae-yong! Tak Sabar Bertemu di Bali Jelang TC Timnas Indonesia
- Selamat Tinggal Ole Romeny dan Marselino Ferdinan, Bos Oxford Kasih Isyarat
- Pemain Asing PSM Makassar: Sepak Bola Indonesia Hanya Cocok untuk Cari Uang, Bukan Main Serius
- Selamat Datang Mauro Zijsltra! Mau Sumpah WNI Timnas Indonesia Debut di Tim Senior FC Volendam
- 7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 6 GB Terbaik Mei 2025
Pilihan
-
Mobil Listrik Polytron G3 Diluncurkan: Harganya di Bawah Rp 300 Juta, Baterai Pakai Sistem Sewa
-
Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
-
Kapolres Sragen Garansi Hukuman Berat Predator Anak, Pasal Berlapis Menanti Guru Agama Bejat
-
Terungkap Modus Guru Agama di Sragen Cabuli Siswi SD, Berawal dari Kegiatan Ini
-
Sragen Gempar! Guru Agama Bejat Cabuli Siswi SD 21 Kali di Kelas
Terkini
-
Vasektomi Syarat Bansos Jabar: Ekonom UGM Kecam Rencana Kontroversial Dedi Mulyadi
-
ASPD Matematika Jogja Diduga Bocor, Guru Terlibat? Ini Respon Disdik
-
Salah Paham Berujung Luka: Remaja Sleman jadi Korban Sabetan Ikat Pinggang di Jalan
-
Diduga Menyalip Sembarangan, Pemuda Asal Gunungkidul Terluka Parah di Sleman
-
Sekolah Rapuh di Tengah Iklim Kian Ekstrem: Hak Anak untuk Selamat Dipertaruhkan