"Sebenarnya kalau ditawarkan di market place itu sudah dari dulu. Sama seperti jual beli rumah, kost, villa, ruko gitu," tambahnya.
Tidak dipungkiri Yusuf, bahwa menjual hotel pun juga semakin susah apalagi pada saat kondisi semacam ini. Berbeda dengan menjual rumah atau kost, sebab menjual hotel nominal yang ditawarkan pun jauh lebih besar.
Khusus untuk hotel yang dijual di Jogja sendiri mulai dari hotel kelas Melati hingga bintang 4. Disampaikan Yusuf, setidaknya ada puluhan hotel dari rentan hotel kelas melati hingga 4 tadi yang dijual aset berlokasi di Jogja.
Yusuf menegaskan bahwa penjualan hotel ini tidak akan begitu berpengaruh banyak terhadap karyawan hotel itu sendiri. Pasalnya dalam penjualan ini hanya aset yang akan dijual.
Baca Juga: 10 Hotel di Jogja yang Nyaman dan Aesthetic dengan Harga di Bawah Rp350.000
"Ketika sudah terjual pun ya tetep difungsikan sebagai hotel jarang banget yang tidak. Soalnya perizinan juga dari awal sudah sebagai hotel. Tidak mungkin dialih fungsikan, tidak masuk ke budget," tegasnya.
Sementara untuk karyawan itu masuk ke dalam manajemen. Sehingga terpisah dari pemilik atau owner hotel itu sendiri.
"Pegawai masih tetap aman karena ya hanya jual beli asetnya dan penghasilannya. Rata-rata pemilik tidak mau ribet. Jadi kalau hotel ini kan namanya owner pemilik lalu ada manajemen yang mengelola, bertanggungjawab kasih profitnya ke pemilik paling bagi hasil. Nah karyawan itu tetap," tandasnya.
Pariwisata mulai menggeliat
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DPD DIY Deddy Pranawa Eryana, menerangkan bahwa kondisi perhotelan di Jogja saat ini sudah mulai membaik. Hal itu terlihat dari tingkat okupansi yang mulai mengingkat juga.
Baca Juga: 3 Pelaku Penipuan Ditangkap di Hotel di Jogja, Ternyata Satu Keluarga
Hal tersebut tidak terlepas dari adanya bantuan dari pemerintah untuk bersinergi dengan industri perhotelan. Tak hanya pemerintah, non pemerintah pun juga mulai memberikan kontribusi tersebut.
Berita Terkait
-
Daya Beli Anjlok, Hotel dan Restoran Terpaksa Pangkas Biaya Operasional, Ini Kata PHRI
-
PHRI Kritik Pemerintah yang Minta Pelaku Usaha Berinovasi di Tengah Daya Beli Turun: Asal Bicara Aja
-
Hotel Malah Sepi Selama Libur Lebaran, Dampak Perekonomian Lesu jadi Pemicunya!
-
Terkuak! Hasil Autopsi Ungkap Penyebab Jurnalis Asal Palu Tewas di Hotel D'Paragon Jakbar
-
Jangan Sampai Kehabisan! 10 Promo Staycation Lebaran 2025 Diskon Gila-Gilaan
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
IHSG Anjlok 8 Persen, Saham NETV Justru Terbang Tinggi Menuju ARA!
-
IHSG Terjun Bebas, Hanya 15 Saham di Zona Hijau Pasca Trading Halt
-
Tarif Impor Bikin IHSG Babak Belur, Bos BEI Siapkan Jurus Jitu Redam Kepanikan Investor
-
Harga Emas Antam Terpeleset Lagi Jadi Rp1.754.000/Gram
-
'Siiiu' Ala Zahaby Gholy, Ini Respon Cristiano Ronaldo Usai Selebrasinya Dijiplak
Terkini
-
Anomali Libur Lebaran: Kunjungan Wisata Gunungkidul dan Bantul Turun Drastis, TWC Justru Melesat
-
Gunungkidul Sepi Mudik? Penurunan sampai 20 Persen, Ini Penyebabnya
-
Kecelakaan KA Bathara Kresna Picu Tindakan Tegas, 7 Perlintasan Liar di Daop 6 Ditutup
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur