SuaraJogja.id - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan wacana DIY lockdown menjadi alternatif terakhir bila penanganan kasus COVID-19 semakin sulit dilakukan. Pemda saat ini masih memilih memperketat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
Apalagi penerapan lockdown harus mempertimbangkan banyak hal. Koordinasi dengan pemerintah pusat harus dilakukan karena menyangkut jaminan hidup warga yang terdampak lockdown.
"Ya sebetulnya bukan lockdown totally tapi mungkin [pengetatan ppkm] mikro ya. Kalau pengertian lockdown kan orangnya tidak boleh punya mobilitas sehingga [kebutuhan] makannya harus ditanggung, tapi kan tidak seperti itu. Pengertiannya itu ya dianggap seperti [ppkm] mikro ya," ungkap Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Minggu (20/06/2021).
Menurut Sultan, dari hasil koordinasi dengan sejumlah kementerian dan arahan Presiden RI, Pemda akan menambah kebijakan tambahan terkait pengetatan PPKM Mikro. Hal ini seiring kebijakan yang juga akan dikeluarkan pemerintah pada 22 Juni 2021 mendatang.
Namun Pemda belum mengetahui perubahan kebijakan yang akan digulirkan pemerintah pusat. Namun dipastikan kebijakan tersebut diharapkan dapat menyeimbangkan sektor ekonomi dengan kebijakan PPKM Mikro.
"Bentuknya [kebijakan] seperti apa kami belum tahu," ujarnya.
Sementara terkait penambahan kasus COVID-19 yang cukup signifikan, Sultan meminta rumah sakit rujukan menambah jumlah tenaga medis untuk dialihkan dari layanan reguler ke penanganan COVID-19. Termasuk menambah ketersediaan tempat tidur bagi pasien COVID-19.
Sebab saat ini Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan bagi pasien COVID-19 di DIY masih tinggi. Meski tidak lagi mencapai 75 persen, saat ini BOR di DIY masih sekitar 65,4 persen.
"BOR ini turun karena kita menambah bed di rumah sakit rujukan yang ada sekarang 1.224 bed untuk kapasitas 30 persen," ujarnya.
Baca Juga: Nakes Mulai Tumbang Terpapar Covid-19, Dinkes DIY Minta Warga Disiplin Terapkan Prokes
Ditambahkan Sekda DIY Baskara Aji, lockdown memang jadi alternatif terakhir untuk diterapkan di DIY bila kasus COVID-19 sulit dikendalikan. Pemda DIY saat ini baru pada tahap pengetatan PPKM Mikro karena bila memaksakana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB) atau lockdown maka membutuhkan kebijakan dari pusat.
Padahal Pemda masih diberi wewenang dalam menerapkan PPKM Mikro. Saat ini PPKM masih berjalan namun perlu ditingkatkan efektivitasnya karena belum maksimal.
"Lockdown jadi alternatif terakhir bila memang [kasus covid] tidak bisa dikendalikan, jadi pembatasan yang terbatas, tidak total," ujarnya.
Terkait penambahan tenaga kesehatan (nakes) untuk penanganan COVID-19, Pemda meminta tambahan nakes berasal dari rumah sakit rujukan yang bersangkutan. Penambahan didasarkan kebutuhan di masing-masing rumah sakit.
"Bed dari reguler ke covid-19, nakes juga gitu," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Jika Lockdown Diterapkan, Buruh di DIY Tuntut Jaminan Hidup
-
Lockdown Dikhawatirkan Buat UMKM DIY Kolaps, Perlu Gandeng Marketplace
-
Yogyakarta Akan Lockdown, Pengamat: Sultan Mengancam
-
Sultan Ancam Jogja Lockdown dan 4 Berita Terpopuler SuaraJogja
-
Nakes Semakin Kewalahan, IDI DIY Dukung Pertimbangan Lockdown dari Sri Sultan
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KA Bangunkarta Tabrak Mobil & Motor di Prambanan: 3 Tewas, Penjaga Palang Pintu Dinonaktifkan
-
Wasiat Terakhir PB XIII: Adik Raja Ungkap Pesan Penting Suksesi Keraton
-
Pembunuh Wanita di Gamping Ditangkap, Ditemukan di Kuburan usai Minum Racun Serangga
-
Dari Lurik Hitam hingga Tangga Imogiri: Kisah Para Penandu yang Jaga Tradisi Pemakaman Raja
-
Ramai Klaim Penerus Tahta, Adik Paku Buwono XIII Ungkap Syarat jadi Raja Keraton Surakarta