Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 13 Juli 2021 | 19:15 WIB
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyatakan bahwa peruntukan bangunan Sekolah Dasar (SD) yang akan dijadikan shelter Covid-19 itu adalah bagi warga yang sehat atau belum terpapar. Sedangkan bagi warga yang terpapar akan tetap berada di rumah.

"Kalau isolasi di rumah dan ada [anggota keluarga] yang sehat. Nah yang sehat ini kita dipindahkan ke SD. Jadi yang SD ini sebenarnya untuk shelter orang sehat dari kelompok masyarakat, karantina saja sebenarnya," kata Heroe kepada awak media, Selasa (13/7/2021).

Heroe menjelaskan bahwa langkah tersebut sebagai upaya untuk memisahkan antara warga yang sehat dan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Mengingat dalam beberapa waktu terakhir kasus semakin cepat menyebar atau menular.

Menurutnya langkah itu juga didapat dimaksimalkan untuk lebih mengendalikan penyebaran Covid-19 sendiri khususnya di lingkungan keluarga.

Baca Juga: Selain Malioboro, Ini Titik Lampu Taman di Kota Jogja yang Dimatikan Selama PPKM Darurat

"Jadi kan karena karakter virusnya cepat menyebar dan cepat menular, mencegahnya dengan upaya memisahkan. Kecuali emang di rumahnya dimungkinkan [terpisah]," tuturnya.

Sejauh ini pihak-pihak di wilayah mulai dari Lurah hingga Satgas di posko-posko yang ada terus berkoordinasi terkait pemanfaatan bangunan SD itu. Kondisi yang berbeda tiap-tiap SD juga menjadi pertimbangan tersendiri.

Walaupun memang sebenarmya Pemkot Yogyakarta sendiri telah memberikam kesempatan bagi pihak-pihak di wilayah untuk memakainya.

"Ada SD yang memang halamannya tidak luas dan segala macam itu perlu pertimbangan. Teman-teman wilayah, Pak Lurah sedang memilih SD-SD yang akan dipakai tapi Disdikpora sudah mengizinkan SD untuk dijadikan untuk shelter," ungkapnya.

Sejauh ini, kata Heroe, sudah ada sekitar 7 bangunan SD yang siap difungsikan sebagai shelter bagi warga sehat di Kota Yogyakarta. Namun pihaknya juga masih menunggu kemungkinan terkait pengajuan tambahan SD yang akan digunakan.

Baca Juga: 3 Kuliner Ekstrem di Jogja

Meski hanya warga sehat yang justru ditempatkan di shelter SD tersebut, Heroe menegaskan semua tetap menjalani protokol kesehatan yang ketat. Dalam artian shelter ini juga bisa digunakan sebagai tempat isolasi selama 5 hari jika memang yang bersangkutan masuk ke dalam kontak erat.

Selain akan memanfaatkan sejumlah SD untuk dijadikan shelter, Pemkot Yogyakarta juga telah mengaktifkan shelter Gemawang.

Disampaikan Heroe, shelter Gemawang milik Pemkot Yogyakarta itu miliki 17 unit dengan 32 kamar. Setiap unit tersedia dua tempat tidur.

"Ini [shelter Gemawang] untuk pasien Covid-19 yang termasuk ringan, seperti shelter Bener. Yang OTG tapi di rumah tidak bisa isolasi atau di atas OTG yang perlu ada perhatian karena di sini dimonitor oleh tim dokter juga," ucapnya.

Heroe tidak menampik penambahan sejumlah shelter di Kota Yogyakarta ini memang akibat lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi. Penambahan sejumlah shelter ini diharapkan mampu semakin menekan penyebaran kasus Covid-19 di wilayahnya.

"Ya ini termasuk untuk mengatasi lonjakan-lonjakan itu karena memang lonjakan ini tidak akan terus berhenti kalau misalnya shelter-shelter tidak segera kita bangun. Karena virus yang akhir-akhir ini virus yang cepat sekali menyebar menular. Sehingga mau tidak mau kita harus bisa memisahkan mereka yang positif dan mereka yang belum atau tidak," tandasnya.

Load More