Namun hal yang perlu diperhatikan adalah karya yang mereka kirim harus benar-benar orisinil. Tak menutup kemungkinan peserta hanya ingin ikut-ikutan, dan mencomot karya orang lain tanpa ada izin lalu dibuat ulang tanpa mengulik arti dari si pembuat.
“Ya itu yang perlu diperhatikan teman-teman nanti ketika ikut lomba. (Orisinil karya) yang saya garis bawahi,” terang dia.
Samuel: Itu perebutan ruang publik yang lumrah
Seniman yang kondang namanya di lingkungan mural Jogja, Samuel Indratma melihat bahwa munculnya mural atau seni jalanan itu dipicu adanya perebutan ruang publik di wilayah daerah termasuk kota. Ruang-ruang kota kerap jadi sasaran untuk mengekspresikan karya mural lantaran medium nan murah serta efektif diakses publik.
Baca Juga: Ramai Soal Penghapusan Mural di Jembatan Kewek, Begini Respon Walikota Jogja
Pendiri Jogja Mural Forum (JMF) ini menyebut pada medio 1997-2000 perebutan ruang publik seperti yang terjadi di bawah Jembatan Kewek kerap terjadi. Di era itu, sebuah karya seni ditimpa oleh korporat dan ditutup merupakan sesuatu yang lumrah karena menurutnya termasuk bagian dari dinamika kota.
Di Jogja sendiri lanjutnya, gairah mural sempat bagus di masa akhir periode kedua Wali Kota Herry Zudianto. Sekitar tahun 2011-an, seniman disubsidi oleh pemerintah dalam bentuk cat untuk membuat karya di dinding-dinding yang ada di Kota Pelajar.
Samuel mengingat kala itu pemerintah menganggarkan kurang lebih Rp40 juta untuk bantuan cat bagi para seniman. Seluruh cat tersebut ditempatkan di salah satu kantor dinas, bagi warga yang ingin membuat mural bisa mengambil cat tersebut. Dikatakan Samuel cat adalah salah satu kebutuhan seniman art street yang cukup mahal.
“Nah dari situlah Wali Kota merasa harus support karena aktivitas kami, alasannya takut disebut pelit. Ya saya bilang tapi jangan banyak-banyak lho pak. Saya nanti cari sendiri (dana), akhirnya ada kemandirian, ada kegembiraan lantas memungkinkan eksplorasinya lebih jauh,” kata dia.
Usai pergantian Wali Kota Yogyakarta oleh Haryadi Suyuti, subsidi itu sudah tidak ada lagi.
Baca Juga: Mural di Jembatan Kewek Dihapus Aparat, Seniman Sebut Kurang Kerjaan
Lebih lanjut, menanggapi penghapusan yang terjadi di Jembatan kewek, Samuel mengaku cukup tergelitik. Ia menyebut baik aparat dalam hal ini pemerintah dan masyarakat sama-sama ingin diperhatikan. Pemicunya tentu momentum pandemi Covid-19 dan juga momentum kebingungan publik.
Penghapusan mural itu, kata Samuel hanya meminjam sebentar platform media daring untuk berpindah ke cara yang tradisional. Artinya ruang yang sebelumnya sering digunakan masyarakat melalui smartphone berpindah sementara ke media dinding.
“Menggelitik ini sebenarnya, satunya membuat, satunya menghapus. Lalu membuat lagi, dihapus lagi, ya saya mesem saja. Misal ada yang ditangkap, ya tangkap saja, tapi yang belum ditangkap, bikin,” kata Samuel.
Menurut pria asal Kota Gombong, Jawa Tengah itu, seniman mural tak perlu fokus terhadap muralnya. Ia menilai jika memang ada tindakan atau reaksi dari pemerintah, buat lagi mural-mural lainnya dimana dari pesan dan isi mural itu disampaikan ke publik. Ia menilai menyampaikan ulang definisi sebuah mural jauh lebih penting.
Sebuah seni termasuk mural ketika sudah didokumentasikan dalam bentuk audio visual atau pun foto, hal itu sudah cukup aman. Dengan kata lain, seniman bisa dengan bebas menyampaikan ulang di media sosial mereka.
Mural Dibungkam Itu Provokatif
Berita Terkait
-
Daftar Lengkap Lokasi Mural di Solo, Gibran Akan Tambah Lokasi Lagi
-
Ridwan Kamil Tak Permasalahkan Mural di Ruang Publik, Asal...
-
Kampung Mural Religi di Kabuten Bandung
-
Mural Mirip Jokowi Tiba-tiba Hilang, Netizen: Mau Ketawa Takut Ditangkep
-
Mural Mirip Presiden Jokowi di Flyover Pasupati Mendadak Hilang
Tag
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- 9 Mobil Bekas Murah Sekelas Alphard Mulai Rp 60 Juta: Captain Seat Nyaman Selonjoran
- 5 Rekomendasi Moisturizer untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Jadi Lembap dan Awet Muda
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
Pilihan
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
-
Usai Tepuk Pundak Prabowo Subianto, Kini Handphone Ole Romeny Disita
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Jumbo Terbaru Juni 2025
-
Ustaz Yahya Waloni Meninggal Dunia saat Khutbah Jumat, Ini Profilnya
Terkini
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi
-
8 Tersangka, 53 Miliar Raib: KPK Sikat Habis Mafia Pungli TKA di Kemenaker
-
Dapur Kurban Terbuka, Gotong Royong Warga Kauman Yogyakarta di Hari Idul Adha
-
Masjid Gedhe Kauman Sembelih Puluhan Hewan Kurban, Ada dari Gubernur DIY