Titik balik kehidupannya dimulai saat ia mencari masker bedah di apotek. Banyak apotek yang terpaksa membatasi pembelian hingga masker bedah menjadi langka.
Waktu itu, Wulan menganggap jika sulit mencari masker bedah, mengapa tidak menggunakan kain saja yang dibuat seperti masker.
Satu keluarga dibuatkan masker dengan bentuk yang sama dengan kain perca bekas ecoprint. Ketika mereka mengenakan saat acara keluarga besar, banyak yang tertarik dengan desain dan bahan masker.
"Mulai dari situ ada yang orang tanya, beli dimana?. Saya bilang membuat sendiri. Setelah itu baru banyak yang meminta dibuatkan," ujar dia.
Pembuat masker dengan kain ecoprint masih sedikit saat itu. Peluang tersebut dimanfaatkan Wulan.
Desain yang dia buat tebal dengan motif gambar ecoprint yang unik muali disenangi pelanggan. Memanfaatkan toko online, keluarganya makin banyak mendapat pesanan.
Ketika pertengahan 2020 lalu, dirinya bahkan sudah menerima order hingga 600-700 masker per bulan. Kain dan kemeja ecoprint-nya malah tidak banyak peminatnya kala itu.
Hingga tahun 2021 kata Wulan, dirinya masih menerima orderan masker. Meski sudah ada penurunan PPKM, jumlah permintaan masker masih lebih tinggi dibanding kain dan kemeja.
"Ini akhirnya menjadi pendapatan di tengah situasi sulit sekarang. Sampai sekarang kami masih sering memproduksi masker ecoprint," kata dia.
Baca Juga: Dua Hari Balai Kota Yogyakarta Jadi Kawasan Wajib Vaksin, Ini Evaluasinya
Satu set masker dia jual dengan harga Rp20-25 ribu. Wulan menginovasi maskernya memiliki tali atau konektor untuk pengguna hijab.
Sebagai Industri Kecil Menengah, Wulan mengirim hasil olahan kain ecoprint hingga ke Jakarta dan Semarang. Bahkan hingga ke Medan.
"Jika yang order di luar Jawa minimal order 500 pcs," ujar dia.
Saat ini omzet penghasilannya sudah cukup stabil. Kebutuhan sekolah anak dan kebutuhan hidup sehari-harinya sudah bisa terpenuhi.
Wulan merupakan satu dari sekian pengusaha mikro menengah yang terdampak pandemi Covid-19. Akibatnya ekonomi terganggu.
Namun dirinya langsung mengambil aksi ketika melihat peluang besar untuk penggunaan masker.
Berita Terkait
-
Dua Hari Balai Kota Yogyakarta Jadi Kawasan Wajib Vaksin, Ini Evaluasinya
-
Masuk Balai Kota Jogja Wajib Divaksin, Yuni Sempat Mau Putar Balik tapi Divaksin Gratis
-
Bangkitkan Perekonomian, Kemenperin Bekali 250 IKM Keterampilan e-Bisnis
-
Kasus Covid-19 di Balai Kota Yogyakarta Tambah 40 Orang, Dinsosnakertrans Dilockdown
-
Skrining Selesai, Pelayanan Dinas di Balai Kota Yogyakarta Kembali Dibuka
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
Terkini
-
Bantul 'Perang' Lawan Sampah: Strategi Jitu DLH Dongkrak Kapasitas Pengolahan
-
Sleman Diterjang Angin Kencang: Pohon Tumbang, Rumah Rusak Parah di Empat Kapanewon
-
Polresta Sleman Sita 4.231 Botol Miras! Penjual Online Diburu, Ini Ancaman Hukumannya
-
Hujan Angin Kencang Guyur 3 Daerah di DIY, BPBD Laporkan Pohon Tumbang hingg Baliho Roboh
-
Klaim Gizi Siswa Sekolah Rakyat Sleman Terjamin, Guru juga Jaga Ketat Pergaulan Remaja di Asrama