SuaraJogja.id - Program desentralisasi sampah di tingkat kabupaten/kota di DIY benar-benar diterapkan mulai 1 Mei 2024. Kabupaten Bantul danpun mulai mengembangkan sejumlah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dan pengolahan sampah organik.
Begitu pula dengan Sleman yang mulai mengembangkan pengolahan sampah. Sementara Kota Yogyakarta yang tak memiliki banyak lahan untuk TPST diperkirakan akan semakin tenggelam dengan sampah yang berserakan dimana-mana.
"Hari ini TPS Piyungan sudah ditutup, kota [jogja] harus mandiri, sleman juga tidak boleh membuang sampah ke bantul. Selama ini sampah di sleman, bantul dan kota dibuang di piyungan. Bantul jadi penyangga lingkungan hidup DIY. Sleman dan kota akan tenggelam dengan sampah sejak dulu bila bantul tidak menjadi penyangga," papar Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih disela peresmian Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Reduce, Reuse, Recycle (3R) di Bangunjiwo, Yogyakarta, Sabtu (4/5/2024).
Menurut Halim, masa transisi desentralisasi sampah tidak akan mudah. Karenanya kabupaten itu membuka diiri untuk membantu Pemkot Yogyakarta dalam upaya pengelolaan sampah yang lebih baik dan beradab.
Baca Juga: Rencana Pembangunan TPST di Piyungan Belum Berjalan, Pj Wali Kota Jogja Pastikan Terus Komunikasi
Apalagi saat ini Bantul tengah membangun sejumkah TPST dan TPS3R intuk pemilahan dan pengolahan sampah di kalurahan dan kapanewon. Karenanya kedepan bila sudah jadi, Bantul bisa membantu Kota Jogja mengatasi masalah sampah agar persoalan darurat sampah tidak semakin memburuk.
"Bantul bersedia bila diminta kota [jogja membantu mengatasi masalah sampah] karena tidak bisa bangun instalasi pengolahan sampah. Ini juga sebagai upaya pemkab [bantul] dalam mencanangkan program bantul bersih ssampah 2025," tandasnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLH) DIY, Kusno Wibowo mengungkapkan, Pemda memang tegas menerapkan desentralisasi sampah di kabupaten/kota sejak awal Mei 2024.
"Mulai mei ini kan desentralisasi, jadi pengelolaan sampah di kabupaten/kota. [Pengolahan sampah] ini menjadi tanggungjawab kabupaten/kota di wilayahnya," paparnya.
Pemda DIY mengapresiasi Pemkab Bantul yang membangun TPST dan TPS3R. Karenanya Sleman dan Kota harus segera melakukan hal yang sama. Mereka secara mandiri harus mampu mengelola sampah di masing-masing wilayahnya.
Baca Juga: TPA Piyungan Akhirnya Ditutup, Begini Siasat Pemkot Jogja Atasi Persoalan Sampah
Terlebih sampai April 2024 lalu, Pemkot baru mengoperasikan satu dari tiga TPST yang tersedia dengan kapasitas 60 ton per hari. Akibatnya sampah-sampah di Kota Yogyakarta masih banyak yang berserakan, termasuk di depo-depo.
Karenanya inisiasi Pemkab Bantul untuk membantu Pemkot harus disambut baik. Pemkot harus segera berkomunikasi dengan Pemkab untuk segera merealisasikan pengelolaan sampah secara bersama-sama.
"Mestinya ada komunikasi antara bantul dan kota, kalau kemudian bantul siap membantu persoalan sampah di kota, berarti tinggal komunikasi saja," paparnya.
Chief of Partnership Yayasan Benih Baik, Al Greeny S Dewayanti menambahkan, pihaknya berkolaborasi dengan dunia perbankan seperti Maybank Indonesia sejak setahun terakhir mengembangkan pengelolaan sampah organik di Dusun Petung, Bangunjiwo.
Instalasi di lahan seluas 150 meter persegi dirancang untuk menjadi pusat pengelolaan sampah organik dengan memanfaatkan Maggot atau Black Soldier Fly (BSF). Instalasi yang sudah jadi ini bisa mengelola sekitar 500 kg sampah organik menjadi Maggot.
"Pengolahan sampah organik jadi BSF ini diharapkan bisa berkelanjutan kedepannya. Gerakan [pengolahan sampah organik jadi BSF] bisa dimonitoring dengan baik sehingga memberikan hasil manfaat positif," tandasnya.
Pengelolaan fasilitas sampah organik berbasis BSF ini, ditambahkan Pembina Yayasan Maybank Indonesia Budhi Dyah Sitawati, melibatkan masyarakat dan komunitas. Dengan demikian dampak ekonomi yang dihasilkan menjadi lebih optimal.
"Saat ini, masyarakat telah mendapatkan edukasi mengenai pengelolaan dan pemilahan sampah, juga mengenai alur kerja fasilitas pengelolaan sampah berbasis BSF," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Bangun TPST di IKN, Brantas Abipraya Mengolah Sampah Menjadi Energi
-
Gelar Kunjungan Industri, Siswa MAN 2 Bantul Praktik Olah Bandeng Juwana
-
Mempelajari Pembentukan Pulau Jawa di History of Java Museum
-
MAN 2 Bantul Terima Wakaf dari Keluarga Almh Hj. Munifah binti Istamar
-
Penyerahan Sertifikat Wakaf kepada Keluarga Hj. Munifah di MAN 2 Bantul
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Diduga Keletihan, Kakek Asal Playen Ditemukan Tewas Tertelungkup di Ladang
-
Berhasrat Amankan Tiga Poin, Ini Taktik Arema FC Jelang Hadapi PSS Sleman
-
Para Kepala Daerah Terpilih Jalani Cek Kesehatan Jelang Pelantikan, Kemendagri Ungkap Hasilnya
-
Gali Potensi Buah Lokal, Dinas Pertanian Kulon Progo Gelar Heboh Buah
-
Bawa Celurit di Jalanan, 3 Remaja di Bantul Diamankan Warga