SuaraJogja.id - Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyatakan bahwa tujuh hingga delapan suap sendok dalam sekali makan merupakan hal normal bagi bayi yang baru mulai mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
“Tujuh sampai delapan sendok, jadi kalau awal dapat segitu karena pada dua minggu pertama, anak itu lagi belajar makan. Itu susah untuk mengatakan anak kita pintar makan atau tidak,” kata Dokter spesialis anak dr. Dimple Nagrani, Sp.A, BMedSc dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Dokter Dimple menekankan orang tua sebaiknya tidak membandingkan banyaknya jumlah sendok yang mampu dihabiskan anak pada awal masa MPASI. Hal itu dikarenakan anak mempunyai fase dan kemampuannya masing-masing.
Dibandingkan berlomba menghitung jumlah banyaknya suapan, ia mengatakan akan lebih baik jika orang tua fokus pada tata cara pemberian makan yang benar dan menciptakan suasana yang menyenangkan.
“Kalau kita benar-benar bisa mengikuti feeding rules, setiap kali makanannya habis, itu boleh kita anggap sebagai kurang. Jadi boleh menaikkan porsi (secara bertahap), jadi habis berarti kurang, supaya nanti kalau benar-benar ada sisanya sedikit, berarti makanannya sudah cukup,” ujarnya yang praktik di RSIA Bunda Jakarta itu.
Menurut dia banyaknya porsi makan anak akan bergantung dari kesanggupan dan usianya. Sehingga orang tua tidak boleh memaksakan kehendak ataupun panik lebih dulu dan langsung melabeli anak terkena GTM.
Bagi bayi yang sudah tumbuh gigi dan seringkali ditemukan mogok makan, orang tua diminta untuk fokus pada variasi makanan yang lebih gampang untuk dikunyah dan menggugah nafsu makan anak.
“Tapi tetap makanannya boleh makanan padat, enggak perlu kita turunkan teksturnya. Tapi kita boleh kasih (yang agak padat), kalau daging ya kita olah jadi bakso begitu, jangan daging suwir itu akan lebih susah karena dia lagi tumbuh gigi,” kata Dimple.
Dimple mengatakan orang tua bisa memberikan telur atau ikan yang lebih mudah dikunyah oleh bayi dan dikombinasikan dengan bahan-bahan lainnya yang mudah dicerna.
Baca Juga: Pakar Politik UGM Kuliti Delapan Program Hasil Terbaik Cepat di 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran
Ia turut menganjurkan orang tua melihat panduan Kementerian Kesehatan dari poster MPASI yang dapat diakses secara gratis dan mudah, sehingga tidak mengalami panik atau kebingungan dalam menentukan jumlah takaran dari asupan gizi pada bayi.
“Anak kita kalau lapar itu sudah pasti lapar, enggak ada manusia yang ingin kelaparan. Tapi kita-nya harus konsisten, jangan sedikit-sedikit anak enggak mau makan kita kasih biskuit, kita kasih pisang, karena anak kita enggak akan pernah mau makan kalau terus terusan dikasih camilan, jadi enggak tertarik dengan makanan,” kata Dimple.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Warga Jogja Wajib Tahu! Ini Daftar Wilayah Rawan Banjir dan Longsor saat Musim Hujan
-
Krisis Lahan Kuburan, Yogyakarta Darurat Makam Tumpang: 1 Liang Lahat untuk Banyak Jenazah?
-
Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
-
Peringatan Keras BMKG: Jangan Dekati Pantai Selatan Jogja, Ombak Ganas 4 Meter Mengintai!
-
Waspada Bencana Hidrometeorologi! Cuaca Ekstrem Intai Yogyakarta Hingga November