"Besok kalau sudah berjalan kan tidak sekaligus dari awal sampai sana di bongkar semua. Bertahap ya, separuh dulu, kemudian nanti anak-anak mungkin bisa belajar di ruang yang tidak direnovasi dulu yang ada," kata Kepala SDN Kledokan, Sulismiyatun.
Sementara ini, usai insiden atap ambrol tersebut praktis hanya tiga ruang kelas saja yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
"Karena 6 kelas ruangan yang tersedia hanya tiga kelas nanti bisa sif-sifan, sif pagi dan sif siang, nanti bisa kelas bawah sif pagi, kelas atas sif siang," ungkapnya.
40 Persen SD Negeri di Sleman Butuh Perhatian Khusus
Baca Juga: Terungkap, Banyak SD di Sleman Butuh Perbaikan Mendesak Pasca Insiden Atap Ambrol
Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman mencatat ada 30-40 persen sekolah dasar negeri (SDN) di wilayahnya yang memerlukan perhatian serius terkait kondisi bangunan.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Sri Adi Marsanto, menuturkan bahwa prosentase itu diambil dari total 374 SD Negeri yang ada di Bumi Sembada.
Adi bilang informasi terkait kelaikan bangunan sekolah itu dihimpun dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang dilaporkan oleh masing-masing satuan pendidikan.
"SD Negeri total 374, kalau berdasarkan dapodik itu, sebenarnya berharap diisi dengan jujur dan up to date," kata Sri Adi ditemui di SDN Kledokan, Senin (5/5/2025).
Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya keakuratan data dalam sistem Dapodik untuk memotret kondisi riil sekolah-sekolah.
Baca Juga: SDN Kledokan: Atap Kelas Ambrol, Siswa Kelas 1-3 Belajar di Rumah, MBG Jalan Terus
Dijelaskan Adi, bahwa prasarana yang dimaksud mencakup dua aspek utama, yaitu kondisi fisik bangunan serta peralatan atau perabotan di ruang kelas.
"Itu yang ngisi kan nanti dari satuan pendidikan, cuma kalau saya prosentase mungkin ada sekitar 30-40 persen yang memang perlu perhatian khusus secara kondisi bangunan," ungkapnya.
Pihak Disdik Sleman mengaku telah rutin melakukan pemutakhiran data melalui Dapodik. Namun, Adi tak menampik ada keterbatasan dalam mendeteksi kerusakan tersembunyi, seperti di bagian atas plafon atau di bawah atap, yang sulit terjangkau oleh pemeriksaan visual biasa.
"Seperti ini memang secara berkala kita sudah update Dapodik, tapi ada mungkin bagian-bagian tertentu yang mungkin secara detail kita tidak bisa mengkover karena di atas plafon, di bawah genteng," terangnya.
Sebagai langkah tindak lanjut atas insiden ambrolnya atap salah satu kelas di SDN Kledokan itu, Disdik Sleman telah menginstruksikan kepada bidang teknis untuk segera meminta seluruh sekolah memperbarui data kondisi sarana dan prasarana masing-masing.
Adi bilang targetnya, pemutakhiran data itu sudah harus rampung dalam dua minggu ke depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Sedan Bekas Merek Jepang Mulai Rp40 Jutaan: Irit, Tangguh Dipakai Harian
- 7 Mobil Sedan Murah Stabil Ngebut di Tol 200 Km/Jam, Harga dari Rp 11 Juta
- 7 Motor Matic Retro Mirip Vespa Terbaik 2025: Gaya Klasik, Harga Bersahabat!
- 5 Desain Rumah 8x12 Meter 3 Kamar dengan Kisaran Biaya Material dan Tukang
- Jay Idzes 79 Persen Berpeluang Gabung Fiorentina
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Tahun Muda Paling Dicari 2025: Irit Bahan Bakar, Tangguh Segala Medan
-
Eks Pelatih Asnawi Mangkualam: Pemain Belanda Banyak Bantah, Gak Punya Mental Juara
-
7 Rekomendasi Jam Tangan Lari Termurah Terbaik, Dilengkapi GPS dan Pantau Jantung
-
Donald Trump Klaim Israel Unggul Perang Lawan Iran, Remehkan Sikap Uni Eropa
-
Rekomendasi 5 HP Murah RAM 8 GB Harga Rp1 Jutaan: Fitur Canggih, Kamera 50 MP!
Terkini
-
Layani 1.650 Abdi Dalem Jelang Mandiri Jogja Marathon 2025, Inilah Karya Bank Mandiri
-
Segera Klaim! 5 Saldo DANA Kaget Siap Dibagikan, Jangan Sampai Kehabisan!
-
Konflik Iran-Israel Berikan Dampak, Indonesia Siapkan Pasar Ekspor Baru, Eropa Jadi Incaran Utama
-
ARTJOG 2025: Motif Amalan, Ketika Seni jadi Aksi Nyata untuk Lingkungan dan Sosial
-
7 Periode Mengabdi, Anggota DPRD DIY Ini Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif Kesejahteraan Sosial