Sehingga dapat dipetakan kembali sekolah-sekolah yang diperlukan perbaikan.
"Ke depan, dua minggu ke depan, kami sudah ingatkan ke bidang teknis untuk mengingatkan lagi ke satuan pendidikan untuk mengupdate Dapodik kondisi sarpras, ketersediaan sarpras di satuan pendidikan, dalam dua minggu ke depan selesai," tegasnya.
Adi berharap pembaruan data ini dapat mencegah kejadian serupa terulang di kemudian hari.
Ia menekankan bahwa pencegahan kerusakan bangunan harus dilakukan sejak dini melalui identifikasi kondisi fisik sekolah yang lebih detail dan berkala.
Baca Juga: Terungkap, Banyak SD di Sleman Butuh Perbaikan Mendesak Pasca Insiden Atap Ambrol
Ditambahkan, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Mustadi, bahwa langkah evaluasi menyeluruh telah disiapkan sesuai arahan Bupati Sleman.
Ia menyebut telah mengedarkan surat resmi kepada seluruh sekolah untuk mengecek ulang kondisi bangunan.
"Arahan Pak Bupati akan langsung kita ingatkan kembali, kita sudah punya surat edaran kepada semua satuan pendidikan, cek sarana dan prasarana," kata Mustadi.
Mustadi menekankan bahwa secara standar operasional prosedur (SOP) semua sudah terencana dengan baik. Termasuk upaya mitigasi berupa pendataan kondisi bangunan sekolah dan segala sarana prasarana.
"Sudah dilakukan upaya mitigasi bulan September tahun kemarin itu dengan pendataan laporan kondisi bangunan. Serta memantau dari Dapodik. Kalau secara SOP memang sudah ada hanya harus diingatkan lagi. ibaratnya tinggal di rumah ya kita punya tanggung jawab untuk kondisi bangunannya saranannya," tegasnya.
Baca Juga: SDN Kledokan: Atap Kelas Ambrol, Siswa Kelas 1-3 Belajar di Rumah, MBG Jalan Terus
Kesiapsiagaan Satuan Pendidik itu Mutlak
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Makwan, menekankan pentingnya satuan pendidikan yang tanggap dalam kondisi apa pun, termasuk bencana.
Tak melulu soal letusan gunung atau banjir bandang serta puting beliung, tapi rayap, serangga kecil yang bergerak dalam diam pada tiang-tiang kayu pun perlu menjadi perhatian.
"Rayap ini. Ternyata ada kelemahan, sekolah, tidak punya kemampuan melihat risiko ambrolnya atap karena ada rayap, karena ada plafon, tidak terlihat. Ternyata di atas kropos," ujar Makwan.
Dia lantas menyoroti status Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Program yang seharusnya menjadi standar di semua sekolah.
Di Sleman sendiri, kata Makwan baru sebagian kecil saja satuan pendidikan yang mengantongi SPAB.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Sedan Bekas Merek Jepang Mulai Rp40 Jutaan: Irit, Tangguh Dipakai Harian
- 7 Mobil Sedan Murah Stabil Ngebut di Tol 200 Km/Jam, Harga dari Rp 11 Juta
- 7 Motor Matic Retro Mirip Vespa Terbaik 2025: Gaya Klasik, Harga Bersahabat!
- 5 Desain Rumah 8x12 Meter 3 Kamar dengan Kisaran Biaya Material dan Tukang
- Jay Idzes 79 Persen Berpeluang Gabung Fiorentina
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Tahun Muda Paling Dicari 2025: Irit Bahan Bakar, Tangguh Segala Medan
-
Eks Pelatih Asnawi Mangkualam: Pemain Belanda Banyak Bantah, Gak Punya Mental Juara
-
7 Rekomendasi Jam Tangan Lari Termurah Terbaik, Dilengkapi GPS dan Pantau Jantung
-
Donald Trump Klaim Israel Unggul Perang Lawan Iran, Remehkan Sikap Uni Eropa
-
Rekomendasi 5 HP Murah RAM 8 GB Harga Rp1 Jutaan: Fitur Canggih, Kamera 50 MP!
Terkini
-
Layani 1.650 Abdi Dalem Jelang Mandiri Jogja Marathon 2025, Inilah Karya Bank Mandiri
-
Segera Klaim! 5 Saldo DANA Kaget Siap Dibagikan, Jangan Sampai Kehabisan!
-
Konflik Iran-Israel Berikan Dampak, Indonesia Siapkan Pasar Ekspor Baru, Eropa Jadi Incaran Utama
-
ARTJOG 2025: Motif Amalan, Ketika Seni jadi Aksi Nyata untuk Lingkungan dan Sosial
-
7 Periode Mengabdi, Anggota DPRD DIY Ini Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif Kesejahteraan Sosial