Setibanya di tanah air, ia dirujuk ke Dinas Sosial DIY yang menangani kasus perempuan dan anak.
Di tempat ini pula selama selama 3,5 bulan Puspa menjalani rehabilitasi.
"Traumanya mulai pulih saat ini," ujarnya.
Meski sempat menjadi bagian dari praktik penipuan digital, hingga kini belum ada proses hukum yang diarahkan kepadanya.
Status perempuan ini tetap diperlakukan sebagai korban.
"Memang dia sempat jadi pelaku penipuan, tapi belum masuk ranah hukum. Ini juga yang sedang kami koordinasikan dengan DP3AP2 (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak-red), apakah nanti akan ada proses hukum atau tidak," jelasnya.
Korban menyatakan keinginannya untuk bangkit dan mandiri setelah rehabilitasi. Ia berharap bisa bekerja kembali secara legal.
Dinsos saat ini tengah menyusun rencana pendampingan lanjutan bersama DP3AP2 DIY untuk memastikan ia tidak kembali masuk ke jalur ilegal.
Dinsos juga akan menjalin koordinasi lebih lanjut dengan Dinas Tenaga Kerja dan instansi terkait untuk mencegah terulangnya kasus serupa.
Baca Juga: Aksi Heroik Berujung Penjara? Fortuner Pelat Jogja yang Viral Bantu Ambulans di Riau Terancam Pidana
Terlebih karena banyak warga Indonesia, terutama perempuan, tergiur iming-iming kerja cepat melalui jalur tidak resmi.
"Dia ingin kerja, ingin usaha. Tapi kita pastikan jangan sampai dia jatuh lagi ke lingkaran yang salah. Ini bukan cuma soal sosial, tapi juga tenaga kerja. Harusnya mereka diberangkatkan lewat jalur resmi. Kalau seperti ini, mereka rentan ditipu dan disiksa," ungkapnya.
Endang menyebut, kasus serupa sebelumnya memang pernah terjadi, namun tidak seberat Puspa.
Sebab kasus perempuan ini cukup kompleks, mulai penipuan lintas negara, kekerasan fisik hingga eksploitasi seksual.
"Ini kasus yang paling berat. Karena kejadian di luar negeri, bukan di Indonesia. Penanganannya pun lebih kompleks," ungkapnya.
Puspa dalam keterangannya mengungkapkan kisahnya berawal dari kenalan Puspa mengaku punya restoran di Thailand dan menawarkan posisi staf dapur dengan gaji 900 dolar. Namun alih-alih ke Thailand, dia dibawa ke Kamboja.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ayah Brandon Scheunemann: Saya Rela Dipenjara asal Indonesia ke Piala Dunia
- Di Luar Prediksi! 2 Pemain Timnas Indonesia Susul Jay Idzes di Liga Italia
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- Tak Perlu Naturalisasi, 4 Pemain Keturunan Jebolan Akademi Top Eropa Bisa Langsung Bela Timnas
Pilihan
-
Hasil Timnas Indonesia U-23 vs Filipina: Lemparan Robi Darwis Bawa Garuda Muda Unggul 1-0 di Babak I
-
Jens Raven Cadangan! Ini Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 vs Filipina
-
Kebijakan Kuota Ugal-ugalan Pemain Asing Dinilai Hambat Transformasi Sepak Bola Indonesia
-
Kaesang Pangarep Bisa Kalah di Pemilu Raya PSI, Jokowi Ucap Pesan Ini
-
Saham COIN Andrew Hidayat Meroket 337 Persen dalam Sekejap, Bikin Heboh Pasar!
Terkini
-
98 Ribu Pelajar Yogyakarta Dapat Cek Kesehatan Gratis, Ini Jadwal dan Jenis Pemeriksaan
-
KUD vs Kopdes Merah Putih: Bantul Ungkap Strategi Kolaborasi Demi Kesejahteraan Desa
-
Terjebak di Kamboja: Kisah Pilu Puspa, PMI Ilegal yang Dipaksa Jadi Scammer dan Korban Kekerasan Seksual
-
10 Pilar Tol Jogja-Solo 'Diputar' di Atas Ring Road, Ini Canggihnya Teknologi Sosrobahu
-
Jangan Klik Sembarangan! BRI Tegaskan Ancaman Phishing Makin Nyata, Waspadai Keamanan Transaksi