Tampilkan Inovasi Teknologi Perikanan, Tim Banoo UGM Sabet Juara Dunia

Inovasi yang mereka kembangkan berawal dari keprihatinan melihat kondisi budidaya perikanan di Indonesia.

Chandra Iswinarno
Selasa, 18 Juni 2019 | 19:16 WIB
Tampilkan Inovasi Teknologi Perikanan, Tim Banoo UGM Sabet Juara Dunia
Inovasi teknologi perikanan berbasis IOT yang dinamai Banoo. [Dokumentasi UGM]

SuaraJogja.id - Tim Banoo Universitas Gadjah Mada (UGM) terpilih sebagai People’s Choice Award Winner dalam kompetisi Cisco Global Problem Solver Challenge 2019.

Mereka mengalahkan ribuan proposal proyek karya inovator muda dari berbagai belahan dunia. Inovasi teknologi perikanan berbasis IOT yang dinamai Banoo tersebut, lahir dari tangan lima inovator muda UGM, yakni Azellia Alma Shafira, Muhammad Adlan Hawari, Fakhrudin Hary Santoso, serta alumni Teknik Mesin 2014 yaitu Katya Dara Ozzilenda Soegiharto dan Ryan Wiratama Bhaskara.

"Banoo merupakan inovasi teknologi berbasis IoT dan energi terbarukan untuk memberdayakan petani ikan di Indonesia, terutama di daerah terpencil dan mewujudkan Sustainable Development Goals (SGDs)," jelas Ketua Tim Pengembang Banoo Azellia Alma Shafira, Selasa (18/6/2019)

Shafira mengatakan inovasi yang mereka kembangkan berawal dari keprihatinan melihat kondisi budidaya perikanan di Indonesia yang belum maksimal karena sistem budidaya ikan yang masih konvensional dan ekstensif.

Baca Juga:Wujud Undangan Pernikahan Unik Mahasiswa Doktoral UGM, Akademis Sekali

"Inovasi teknologi Banoo ini bisa membangun ekosistem budidaya perikanan yang lebih efisien, intensif dan inklusif sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para petani ikan," paparnya.

Banoo membuat inovasi teknologi microbubble generator guna meningkatkan kualitas air kolam dengan bantuan Internet-of-Things (IoT) yaitu sensor yang berfungsi untuk mengaktifkan microbubble generator secara otomatis.

Teknologi microbubble generator ini mampu meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air sehingga pertumbuhan ikan dapat dipercepat, memperpendek masa panen dan meningkatkan hasil panen ikan.

"Dengan Banoo bisa meningkatkan produktivitas hingga 40 persen dan masa panen lebih pendek yaitu tiga bulan," jelasnya.

Selain itu, Banoo menggunakan sumber energi terbarukan dari panel surya. Dengan begitu alat ini dapat digunakan di seluruh Indonesia, bahkan di daerah rural yang tidak memiliki akses listrik. Sedangkan untuk pompa mesin menggunakan daya yang rendah sebesar 85 watt agar menghemat konsumsi listrik.

Baca Juga:Survei Setara: UI, UGM, IPB, dan 7 PTN Lainnya Terpapar Paham Radikalisme

Fakhrudin menambahkan, Banoo dapat digunakan untuk budidaya ikan nila dan lele dengan ukuran kolam 3x4 meter dan kedalaman 80 centimeter hingga 1 meter. Alat akan bekerja saat kadar oksigen dalam air mengalami perubahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini