SuaraJogja.id - Ratusan pengemudi becak motor (bentor) mendatangani Kantor DPRD DIY pada Selasa (26/11/2019). Massa yang tergabung dalam Paguyuban Becak Motor Yogyakarta (PBMY) menuntut persamaan hak dengan transportasi lain.
Mereka merasa selama ini terpinggirkan. Tidak ada kejelasan nasib akan jenis transportasi tersebut meski sudah lama ada.
“Kami dulu kan becak pengayuh dan sudah ada di Jogja sejak lama, tapi karena ketidakmampuan lagi dalam mengayuh maka ganti pakai mesin motor. Tapi sepertinya kami sekarang ini terjepiit dan tidak diakomodir,” kata Ketua PBMY Parmin di sela aksi.
Dicontohkan Parmin, mereka tidak diberikan kantong parkir yang memadai di kawasan Malioboro. Padahal kawasan tersebut sangat strategis untuk mencari penumpang. Ada sekitar 1.700 pengemudi becak yang ada di DIY yang harus mencari nafkah setiap hari. Dari jumlah itu,baru sekitar 1.500 tukang becak motor yang diakui Pemda DIY.
Baca Juga:Selasa Wage Jalan Ditutup, Pengusaha di Malioboro Mengeluh Omzet Turun
Tanpa adanya kantong parkir, mereka pun kehilangan pendapatan. Bahkan bentor di luar kawasan Malioboro sering tidak mendapatkan penumpang sama sekali, meski sudah mangkal sehari penuh. Pendapatan mereka turun lebih dari 75 persen.
“Bahkan ada bentor yang tombok (merugi) tiap harinya,” jelasnya.
Karenanya para pengemudi bentor meminta perlakuan yang sama dengan transportasi lain. Apalagi persaingan transportasi semakin ketat dengan munculnya transportasi online. Karenanya mereka berharap DPRD DIY dan Pemda DIY bisa mencari solusi atas permasalahan PBMY. Apalagi mereka tidak menolak bila diperbarui becak mereka jadi becak listrik.
“Asal harganya tidak mahal, cari sparepart mudah, kami mau dibantu untuk ganti ke becak listrik,” imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga:Jalan Malioboro Ditutup, Begini Reaksi Warga Yogyakarta