SuaraJogja.id - Dalam Memperingati Dies Natalies Universitas Gadjah Mada (UGM) ke-70, lembaga pendidikan yang telah berdiri sejak 1949 ini terus mendorong kemajuan bangsa serta masyarakat lewat inovasi pendidikan.
Hal tersebut diungkapkan Rektor UGM, Panut Mulyono saat memberi pidato pada ulang tahun UGM yang digelar di Gedung Grha Shaba Pramana (GSP), Kamis (19/12/2019).
"UGM yang menjiwai lima jati diri sebagai universitas nasional, perjuangan, universitas Pancasila, kerakyatan serta universitas pusat kebudayaan, akan terus tampak dalam pribadi lulusannya. Pendidikan sangat penting dan menjadi senjata paling ampuh dalam perjuangan bangsa ke depan. Dengan berkembangnya zaman, inovasi-inovasi inilah yang diperlukan," kata Panut.
Panut menerangkan jika perkembangan teknologi saat ini membuat beberapa hal sulit diprediksi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemecahan masalah yang lebih inovatif, responsif, aspiratif, adaptif dengan perubahan yang tejadi temasuk di dunia pendidikan.
Baca Juga:Bernada Sindiran, Ini Karangan Bunga Saat Lustrum XIV UGM dari Mahasiswa
"Ini sudah menjadi tugas lembaga pendidikan mengemban amanah itu. Tentunya dengan dukungan banyak pihak serta stakeholders untuk mewujudkan bangsa yang cerdas di tengah perkembangan teknologi saat ini," tambah Panut.
Menjawab perkembangan teknologi yang makin pesat, lanjut Panut, UGM juga mengembangkan strategi pendidikan Transformasi Digital (Digital Transformation) melalui platform Massive Open Online Course (MOOC) sebagai jembatan untuk memasuki, memahami dan mengembangkan bahkan memimpin dalam pengembangan teknologi digital.
"Ada mata kuliah Transformasi Digital yang telah ditawarkan selama dua semester kepada 5 fakultas (MIPA, Farmasi, FKKMK, Filsafat dan Biologi) dan telah diikuti lebih dari 1.000 mahasiswa setiap semesternya. Mulai tahun 2020, mata kuliah transformasi digital akan ditawarkan kepada seluruh fakultas dengan penyelenggaraannya fully online," sambung dia.
Berinovasi dengan pendidikan harus selaras dengan konsep pendidikan yang dilakukan kepada ribuan mahasiswa UGM. Maka dari itu baik soft skill dan hard skill menjadi perhatian kampus untuk menciptakan kader yang bermanfaat untuk masyarakat.
"Program KKN-PPM menjadi salah satu bagaimana mengimplementasikan UGM sebagai universitas kerakyatan. Dimana mahasiswa kami melakukan pengabdian ke sejumlah wilayah di tengah masyarakat untuk membangun bangsa ke depan.
Baca Juga:HUT ke-70 UGM, Mahasiswa Desak Rektor Sahkan Peraturan Kekerasan Seksual
Panut menerangkan, keseimbangan hard skills dan soft skills memang pelru didukung dengan penyediaan ruang aktivitas sosial oleh institusi pendidikan, agar kehidupan mahasiswa di bidang akademik dan sosial juga berimbang.
- 1
- 2